Laporan wartawan sorotnews.co.id : Tim.
PEKALONGAN KOTA, JATENG – Sejumlah proyek infrastruktur yang sedang dikerjakan di beberapa titik di Kota Pekalongan, terutama melalui sistem Pengadaan Langsung (PL) terlihat banyak diragukan kualitasnya.
Selain pengerjaanya masih menggunakan cara manual dengan peralatan tradisional, hasilnya juga kurang rapi dan terkesan asal jadi.
Seperti halnya proyek pengelolaan dan pengembangan sistem drainase di Kelurahan Setono, Kecamatan Pekalongan Timur, milik Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (Dinperkim) yang dikerjakan CV. Cahaya Fana, senilai Rp. 133,5 Juta, diduga tidak menyertakan peralatan setandar seperti mesin pengaduk semen atau molen sehingga hasilnya tidak maksimal.
Dari pantauan di lokasi, proyek pembuatan drainase yang memakan waktu 120 hari kerja tersebut seharusnya menggunakan mesin molen untuk proses pencampuran material buis beton.
Informasi dari pekerja, peralatan yang digunakan untuk membuat adukan meterial hanya menggunakan cangkul.
“Untuk adukan emang gak pakai molen, melainkan manual dan sudah dari awal pekerjaan. Saya hanya pekerja. Kalo mau tanya lebih jauh sama Harjo saja, dia lebih tahu,” ucapnya, saat ditemui Sorot News.
Harjo, ketika dihubungi melalui seluler mengaku dirinya hanya sebatas pekerja sebagai Kepala Tukang.
“Aku itu cuma kerja saja mas. Kok tahu saya dari siapa. Untuk pelaksananya Supri. Kayaknya
jarang di lokasi. Nanti saya kasih Nomor nya,” elaknya, sambil menutup telepon.
Sementara Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Dione Asteria mengatakan, untuk proyek pembuatan drainase seharusnya memang menggunakan mesin molen.
“Itu difungsikan untuk membantu proses pengadukan tercampur rata yang nantinya digunakan untuk menguatkan buis beton dengan batu bata,” katanya, Selasa (27/7/2021).
Dia menjelaskan, dengan digunakanya mesin molen hasilnya akan tercampur merata, sementara kalau manual dipastikan tidak tercampur rata.
Dia pun mengakui, semua peralatan kerja digunakan sebelum perjanjian sudak masuk lampiran, namun pelaksanaan di lapangan tidak semuanya bisa dilakukan penataan.
“Saat ini saya belum bisa memberikan keterangan karena belum melihat detail speknya. Coba nanti saya lihat dulu, nanti bisa ditanyakan juga sama pengawasnya,” ucapnya.