Andil SAHATE Gelar Pelatihan Perencanaan Pembangunan Desa Partisipatif dan Responsif Gender

Laporan wartawan sorot news co.id: Opik

KARAWANG JABAR- Dengan memperhatikan masyarakat Desa yang sudah lanjut usia (Lansia), Program Andil SAHATE atau Anggaran Desa untuk Lansia Sejahtera, Sehat dan Terampil adakan pelatihan Perencanaan Pembangunan Desa Partisipatif dan Responsif Gender “Pengarusutamaan Lansia” bagi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) pada hari Jumat sampai Minggu (26-28/11/2021), di sebuah hotel di bilangan Teluk Jambe Timur, Karawang, Jawa Barat.

Kegiatan pelatihan diikuti oleh 24 orang peserta perwakilan anggota BPD dan influencer dari Desa Telukjambe dan Desa Pinayungan, Kecamatan Telukjambe Timur, Desa Curug dan Karanganyar, Kecamatan Klari. Keempat desa ini merupakan lokasi Program Andil SAHATE di Kabupaten Karawang.

Acara pelatihan dibuka oleh Kepala Bidang Pengembangan Usaha dan Ekonomi Masyarakat (PUEM), Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Karawang, Agus Somantri.

Dalam sambutan pembukaannya Agus berharap pelatihan ini bisa membangun kompetensi BPD agar mampu memahami pentingnya perluasan ruang publik, pengaktifan peran kelompok-kelompok sosial, forum warga, serta keterhubungan antarkelompok.

Keperluannya sambung Agus, bukan hanya untuk menolong kelompok-kelompok itu sendiri, tetapi juga sebagai media pembangunan kesadaran warga, keterlibatan masyarakat dan partisipasi.

“Terutama dalam urusan pemerintahan dan pembangunan di tingkat komunitas,” kata pria yang akrab dipanggil Asom ini.

Ditempat sama Panitia Pelaksana Pelatihan, Vina Kurnia menerangkan bahwa Program Andil SAHATE dilaksanakan secara konsorsium oleh Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (PPSW) Pasoendan Digdaya dan Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Jabar dengan dukungan dari Voice.

“Progam ini ingin berkontribusi dalam peningkatan kesejahtraan perempuan lansia dengan peningkatan akses dan pelayanan untuk lansia dan keterlibatan perencanaan pembangunan desa yang partispatif dan responsife gender,” terang manajer program Andil SAHATE ini kepada sorotnews.co.id.

Vina menjelaskan, tujuan diadakannya pelatihan ini sendiri agar BPD mengetahui tahapan proses perencanan dan penganggaran desa, kemudian fungsi dan peran perencanaan dan penganggaran desa dalam pengarusutamaan gender untuk Lansis Perempuan serta memiliki pengetahun mengenai peran, aturan main dan relasi antar organ di pemerintahan desa dalam pengarusutamaan gender untuk Lansis Perempuan.

“Dari 24 peserta pelatihan, kami juga libatkan peserta dari unsur influencer desa, masing-masing desa tiga orang influncer yang mayoritas perempuan,” imbuh aktivis PPSW Pasoendan Digdaya ini.

Sementara menurut Direktur FITRA Jabar, Abubakar A Hasan pelatihan ini didesain agar perencanaan dan penganggaran desa semakin partisipatif, sehingga siklus tahunan perencanaan dan penganggaran desa (RKP Desa dan APB Desa) bisa memberi kesempatan luas bagi masyarakat marginal dan rentan untuk terlibat secara aktif dan kritis dalam proses pengambilan keputusan terkait urusan-urusan publik.

“Proses perencanaan dan penganggaran yang rutin dilakukan setiap tahun, sejatinya adalah proses pembelajaran yang bisa melahirkan warga-warga desa yang kompeten, yang well-informed, kritis, sadar akan hak-kewajiban, kooperatif, percaya dan mendukung kebijakan pemerintah desa berdasarkan nalar kritisnya,” terang Abubakar di tempat pelatihan.

Karena itu lanjut dia, dalam pelatihan ini pihak konsorsium menghadirkan para pelatih dan fasilitator yang kompeten di bidang perencanaan dan penganggaran desa.

“Kami hadirkan pelatih dari perkumpulan Inisiatif, agar peserta bisa belajar dengan pendekatan partisipatif dan andragogy (pelatihan aplikatif orang dewasa),” imbuh Abubakar.

Acara pelatihan dilaksanakan dengan berbagai metode pembelajaran, sesekali peserta mendapatkan ice breaking berupa permainan edukatif dari pelatih.

Salah satu peserta, Arifin mengaku cukup puas bisa mengikuti pelatihan ini. Selain bisa berdiskusi dengan anggota BPD desa lain, menurut Ketua BPD Desa Telukjambe ini, materi yang disajikan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tupoksinya.

“Insya Allah, setelah pelatihan saya akan mendorong perencanaan dan penganggaran desa agar semakin respon terhadap Lansia perempuan,” pungkasnya.

Pos terkait