Belasan Sumur Tercemar Limbah Batik, Pelaksana Proyek Saluran Air Tuding Pemda Setempat Tidak Peka

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Tim.

PEKALONGAN, JATENG – Belasan sumur milik warga Kelurahan Simbang Kulon, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, dalam tiga bulan terakhir berubah warna menjadi hitam kemerahan.

Perubahan warna tersebut diduga dipicu oleh air limbah batik yang meresap dan mencemari sumur hingga tidak lagi bisa digunakan.

Selain limbah batik, kuat dugaan penyebab tercemarnya sumur milik warga berasal dari proyek pembangunan jalan beton berikut saluran limbah dan buangan air rumah tangga.

Proyek peningkatan kualitas pemukiman kumuh Buaran – Kedungwuni dari program Kotaku yang dikerjakan oleh PT HK Utama dituding warga diduga ikut memperparah pencemaran.

“Proyek yang berlarut-larut tak kunjung selesai membuat saluran air buangan bersama tertutup sehingga mencemari sumur,” kata pemilik rumah, Misbahudin (45), Kamis (3/2/2022).

Misbahudin menuturkan bahwa kejadian sumur warga tercemar baru kali ini terjadi, sebelumnya tidak pernah bahkan meskipun hujan deras yang menimbulkan banjir pun tidak sampai masuk ke dalam sumur.

Namun, kata dia, setelah ada proyek yang tidak selesai – selesai mengakibatkan saluran limbah berbalik masuk dan mencemari air sumur.

“Kini sumur kami tidak lagi bisa digunakan, untuk kebutuhan mandi dan mencuci. Terpaksa mengungsi. Kalaupun terpaksa kami harus menyaring air kemudian mendiamkanya semalaman agar endapan limbah bisa dipisahkan,” kata Miabahudi menjelaskan.

Misbahudin mengaku bingung harus kemana mengadukan nasib dirinya dan beberapa tetangganya yang juga mengalami nasib serupa.

“Oleh pihak kelurahan kami diminta bersabar, namun mau sampai kapan. Proyek ini sudah satu tahun tidak rampung – rampung. Sementara air bersih sangat penting bagi kehidupan kami,” tuturnya.

Nasib yang sama juga dialami oleh Saefudin yang merasa putus asa dengan keadaan air sumur di rumahnya yang berubah warna hitam kemerahan sejak ada proyek saluran buangan limbah.

“Kondisi seperti ini sudah tiga bulan lebih. Air sumur tidak bisa dimanfaatkan lagi. Kami sekeluarga terpaksa ke rumah saudara untuk mandi dan mencuci,” keluhnya.

Sementara itu Ketua RT setempat, Ali Sukron membenarkan belasan warganya mengeluhkan tentang sumurnya yang tercemar limbah batik yang diduga kuat akibat proyek skala kawasan yang dikerjakan menutup saluran pembuangan dan mengalami keterlambatan.

“Itu proyek sejak lebaran tahun lalu hingga sekarang belum selesai, sudah satu tahun belum ada perkembangan. Harusnya Januari akhir sudah selesai tapi hingga kini tidak ada kepastianya,” ungkap Ali Sukkron.

Terpisah staf bagian peralatan PT Haka Utama, Ade Suranto menyebut curah hujan yang tinggi menyebabkan proyek belum bisa 100 persen rampung.

Debit air yang tinggi, lanjutnya, menjadikan saluran air yang dikerjakan meluap karena sebelumnya saat debit air normal tidak ada keluhan luapan limbah.

Ade Suranto mengakui saluran pembuangan limbah batik belum aktif, namun untuk saluran buangan rumah tangga sudah bisa berfungsi.

“Progres pekerjaan kami masih 65 persen. Jadi total panjang saluran buang limbah batik mencapai 6390 meter dan limbah rumah tangga panjangnya 9684 meter serta panjang saluran di bibir sungai 1334 meter,” terangnya.

Ade Suranto juga mengungkapkan ada jaringan limbah dari tiga pabrik batik di sekitar lokasi tidak tercover dengan proyek yang sedang dikerjakan.

“Harusnya pemerintah dan warga setempat tahu karena pada saat pertemuan sudah dijelaskan titik mana saja yang akan diadakan. Jadi saya mohon Pemda juga ikut andil untuk mengadakan saluran khusus dari pabrik agar bisa masuk saluran yang sedang dikerjakan,” kata Ade Suranto memaparkan.

Kendati demikian, imbuhnya, kontruksi pipa atau beton yang digunakan tidak menjadi tanggungan pelaksana proyek karena hal yang penting yakni bak kontrol yang masuk ke boks saluran tengah dan di pinggir saluran sudah disediakan.

“Seharusnya yang belum tercover saluran buangnya juga segera disiapkan untuk masuk saluran, mumpung kami masih bekerja di sini,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *