Laporan wartawan sorotnews.co.id : Tim.
PEKALONGAN, JATENG – Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana memastikan dua proyek rehabilitasi irigasi Sungai Gosek, Desa Pantirejo, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan akan dilakukan perbaikan ulang.
Kepala Bidang Pelaksana Jaringan Pemanfaatan air, Tesar Hidayat Musouwir menegaskan hal itu saat melakukan pengecekan progres pengerjaan talud dan bronjong di dua lokasi tersebut.
“Terkait bronjong yang sliding sudah kami ingatkan dan akan diperbaiki,” tegas Tesar, Senin (24/7/2022).
Ia menjelaskan Bronjong ambruk bukan karena Bronjongnya yang rusak atau jelek melainkan karena faktor tanah bagian hulu Bronjong dilewati air.
Kemudian cara mengatasinya pun harus kembali menghitung ulang mulai dari bibir sungai atau bidang gelincirnya.
Bidang gelincir itu kalau pondasinya di atas maka bawah nya akan kalah atau hanyut tapi kalau menancap lebih dalam dari itu maka bangunannya akan utuh.
“Ini nanti akan di perbaiki, caranya dasar pondasinya akan ditancap pake trucuk bambu. Jadi trucuk bambu ditancep lebih dalem dari bidang gelincit agar ada penahan,” jelasnya.
Adapun pengerjaan talud hanya dilakukan pada titik-titik tertentu saja atau bagian yang rusak saja sehingga tidak secara keseluruhan.
Ia pun memastikan akan ada pemeriksaan atau audit dan apabila tidak sesuai dengan persyaratan akan diminta mengembalikan.
“Jadi kalau kontraktornya ini mbeling iya dan peran saya di sini wasit dan yang bener ya bener, kalau salah ya salah,” ucapnya.
Sementara Site Manager PT Indo Teknik Pembangunan, Iwan Ariawan, dalam rilis yang diterima sorotnews mengklarifikasi
1. Terkait pekerjaan pasangan bronjong memang benar ada pekerjaan Bronjong yang sliding sepanjang 74.5 meter akibat curah hujan yang tinggi dan luapan Sungai Gosek serta metode pekerjaan ( mobilisasi alat berat ) mempengaruhi pekerjaan bronjong dan memang sudah ada rencana akan segera di perbaiki..
2. Terkait pekerjaan pasangan batu yang memanfaatkan batu blondos karena memang ada item pekerjaan pasangan batu dengan menggunakan batu setempat hasil bongkaran. (material batu tidak dihitung)
3. Terkait adanya teguran dar direksi perihal pemakaian kisdam untuk pekerjaan pasangan batu, dll, sementara pekerjaan kami stop dan sekarang sudah kembali menggunakan kisdam. (aktual lapangan memang debit air naik turun, ketika debit air surut memang kami tidak menggunakan kisdam)
4. Masa pemeliharaan pekerjaan kita selama 1 tahun. Jadi kalau ada pekerjaan yang rusak masih bisa di perbaiki dalam masa pemeliharaan.