Laporan wartawan sorotnews.co.id : Tim.
PEKALONGAN, JATENG – Pemotongan bantuan sosial tunai yang dialami ratusan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa (DD) di Desa Kebunagung, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, ternyata diakui langsung oleh anggota Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) setempat.
“Saya hanya mengumpulkan,” ungkap anggota LPMD Desa Kebunagung, Tri Wiyadi di kediamanya, Kamis (28/7/2022).
Tri Wiyadi menjelaskan bahwa pemotongan BLT DD sudah melalui kesepakatan di musyawarah desa dan ada keputusan untuk pembangunan pagar makam.
Namun demikian, kata dia, pemotongan bantuan tidak bisa digunakan untuk membiayai pembangunan lalu uang tersebut dikaskan.
“Diatur oleh Pak Lurah. Saya hanya mengumpulkan saja. Intruksinya dari Pak Lurah dan Bendahara Desa,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan sebelum adanya potongan bantuan, pembangunan infrastruktur tidaklah murni dari hasil BLT namun sudah didahului swadaya masyarakat.
“Uang yang sudah terkumpul Rp. 5.600.000 untuk satu dukuh. Total ada 8 dukuh,” ungkapnya.
Selain sebagai Ketua LPMD, dirinya juga mengola makam dukuh. Untuk itu pihaknya tidak mengetahui makam lainya.
Tri Wiyadi meyakinkan bahwa meski uang tersebut dikelolanya namun secara tegas menyebut BLT DD tidak ada penarikan atau diberikan penuh sebesar Rp. 900 ribu.
“Saya bersedia mengelola dikarenakan untuk kebersamaan dan sudah dimusyawarahkan atau disetujui,” tuturnya.
Ia mengaku tidak mengetahui siapa yang pertama kali memberikan inisiatif dan karena jumlah uangnya terlalu banyak akhirnya disimpan ke Desa, lalu ke Lebe dan Lurah.
Disebutkan kedua penjabat tersebut tidak bisa mengambil uang tanpa ada paraf dari keduanya, adapun pengumpulan uang melalui koordinasi RT.
“Untuk anggaran sebenarnya di saya. Lalu uang dititipkan karena sudah terlalu banyak sehingga takut kalau menyimpan sendiri,” akunya.
Sementara itu, Kepala Desa Kebonagung Andi Kristiyanto membantah adanya pemotongan BLT DD maupun bantuan PKH.
Ia menegaskan bahwa pungutan berdasar musyawarah atau sumbangan sukarela. Jadi yang narik itu siapa?
“Begini saja nanti akan ada pembagian BLT DD bisa dilihat sendiri seperti apa,” katanya.
Terkait adanya uang yang dititipkan juga tidak benar, Karena Bendahara sendiri yang pegang dan dana yang terkumpul langsung ke Bendahara.
“Yang jelas semua yang tahu panitia dari masyarakat oleh masyarakat untuk masyarakat,” pungkasnya.