Kajen Dimeriahkan Pagelaran Wayang Kulit Jelang Tahun Baru

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Putra. 

PEKALONGAN, JATENG – Bupati Pekalongan Fadia Arafiq, SE.,MM melalui Sekretaris Daerah HM. Yulian Akbar, S.Sos.,M.Si membuka pagelaran wayang kulit dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional dan peringatan tahun baru 2023. Pembukaan ditandai dengan penyerahan lakon wayang “Sri Kresna” dari Sekda mewakili Bupati Pekalongan kepada Ki Dalang Bayu Sabda Sasongko Aji, di halaman parkir pendopo rumah dinas jabatan Bupati Pekalongan di Kajen, Jumat (30/12/2022) malam.

Dalam sambutannya Bupati Fadia Arafiq melalui Sekda Yulian Akbar, menyampaikan bahwa Pemerintah sudah sangat jelas sesuai pengumuman Presiden bahwa mencabut PPKM per Hari Jumat (30/12/20220 ini. Hal ini, kata Bupati, tentu saja akan memberikan dampak positif maupun negatif.

Dikatakan Bupati, dengan dicabutnya PPKM tentu selama ini batasan-batasan yang kita lakukan tentu akan lebih longgar, namun kita tidak boleh lengah, tetap harus bisa mengendalikan apa yang disebut sebagai pandemic covid. “Mulai hari ini saya kira pemerintah sudah melakukan berbagai kelonggaran sehingga kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat akan kita longgarkan lagi,” katanya.

Lebih lanjut, Bupati Fadia melalui Sekda mengutarakan bahwasannya Pemerintah Kabupaten Pekalongan sengaja menggelar kegiatan pagelaran wayang kulit pada malam tanggal 31 Desember 2022 dan insya Allah besok (nanti malam, malam tahun baru) di penghujung tahun 2022 akan menggelar kegiatan peringatan perayaan tahun baru sekaligus melaunching Mall Pelayanan Publik (MPP).

“Bapak Ibu apa sih mall pelayanan publik itu? Yakni semacam tempat untuk melakukan one stop service, tempatnya seperti mall, silahkan masyarakat yang ingin membuat KTP, KK, paspor, dan pelayanan umum lainnya cukup di satu gedung. Termasuk pelayanan dari kepolisian dan lembaga-lembaga yang lainnya. Dengan adanya MPP nanti harapannya masyarakat makin dimudahkan. Dan ini adalah salah satu ikhtiar Pemerintah,” papar Bupati Fadia Arafiq melalui Sekda Yulian Akbar.

Malam hari ini juga, mungkin di beberapa daerah tidak menggelar kegiatan perayaan tahun baru, tapi Pemerintah Kabupaten Pekalongan sengaja menggelar peringatan malam tahun baru yang dimulai malam ini dengan pagelaran wayang kulit dan puncaknya besok (nanti malam) dengan menggelar musik dangdut dan kembang api serta launching mall pelayanan publik.

Hal ini, kata Bupati, tentu saja karena Pemerintah ini memperhatikan keinginan dan potensi warganya. Pemerintah akan melayani semua potensi warganya secara baik, adil dan merata.

“Jadi malam hari ini sebagai bagian dari nguri-nguri budaya melalui wayang yang sudah menjadi warisan budaya Indonesia. Ini adalah sebagai wujud pemerintah untuk memajukan kebudayaannya, menjaga kebudayaannya,” tegas Bupati Fadia Arafiq.

Sementara itu, dalam laporannya Kepala Dindikbud Kholid, menyampaikan tujuan digelarnya pagelaran wayang kulit ini adalah untuk mendorong majunya kebudayaan lokal di bidang seni wayang. Selain itu juga untuk meningkatkan kesadaran dan kecintaan masyarakat dalam upaya memajukan wayang di Kabupaten Pekalongan, memberikan ruang inspirasi bagi para seniman dan masyarakat pekerja seni, juga mendorong kepada masyarakat dengan adanya pagelaran wayang ini para pedagang kaki lima juga mendapat barokahnya.

Pagelaran wayang kulit turut dihadiri para Staf Ahli Bupati; para Asisten Sekda; para Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pekalongan; para Camat Se-Kabupaten Pekalongan; Para Kepala Sekolah SD dan SMP yang berbaur menjadi satu dengan masyarakat Kajen dan sekitarnya yang menonton pagelaran wayang kulit tersebut.

Selamat memperingati Hari Wayang Nasional dan menyaksikan pergelaran wayang kulit bersama Ki Bayu Sabda Sasongko Aji, dari Desa Watugajah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan, dengan ceritera “Narayana Ratu”.

Dikisahkan cerita tentang “Narayana Jadi Ratu” yang merebut kekuasaan negara Dwarawati dari tangan Prabu Yudakalakrena, karena dulunya Prabu Yudakalakrena ini merebut kekuasaan negara Dwarawati dari tangan Prabu Basudewa, ayah dari Narayana.

Narayana yang pada saat dewasa dan menjadi Raja Dwarawati mendapat gelar “Sri Kresna”. Karakter Narayana dalam pewayangan merupakan seorang Raja yang sangat sakti dan bijaksana. Seniornya, seperti Resi Bhisma dan Dharna pun sebelum perang Bharatayuda pernah mengatakan bahwa satu-satunya tokoh yang mereka takuti di pihak Pandawa adalah Sri Kresna.

Hal ini merupakan sebuah tanda dari generasi tua terhadap kehebatan generasi mudanya. Sri Kresna pantas ditakuti karena semua orang sadar bahwa dia adalah titisan dari Betara Wisnu. Dalam mitologi, Betara Wisnu ini bisa dikatakan sebagai utusan dari Betara Shiwa – pimpinan para Dewa.

Pos terkait