Laporan wartawan sorotnews.co.id : Agus Minardi.
MUNA, SULTRA – La Ode Pulu adalah Seorang Raja yang pernah memimpin Kerajaan Muna pada tahun 1914-1918. Pada masa pemerintahan Raja La Ode Pulu intervensi politik kolonial Belanda sangat kuat. Di akhir masa pemerintahan La Ode Pulu ( 1918 ) Pemerintah Kolonial Belanda dan Kesultanan Buton secara sepihak melakukan perjanjian yang dikenal dengan Korte Verklaring pada 2 Agustus 1918. Belanda dalam perjanjian itu diwakili oleh Residen Bougman sedangkan Kesultanan Buton di Wakili oleh Sultan Buton La Ode Muhammad Asyikin.
Sebagai Raja yang berdaulat dan diangkat oleh Sarano Wuna, La Ode Pulu tidak mengakui perjanjian Korte Varklering tersebut sehingga dia memimpin rakyat Muna untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda dan Buton. Dengan segala keterbatasan alat sebagai sarana pendukung perlawanan terhadap Kolonial Belanda Yang bersekutu dengan Buton, pada saat itu La Ode Pulu dan pasukannya dapat dikalahkan oleh Pasukan Koalisi Belanda-Buton.
Saat di konfirmasi dikediaman nya Kades Madodo menyatakan, “betul saya ingin mendirikan tugu La Ode Pulu. Pembangunan Tugu La Ode Pulu saya jadikan sebagai program penting dalam masa pemerintahan saya. Ya selain untuk mengenang arwah dan jasa La Ode Pulu, tentu pembangunan tugu itu juga berfungsi sebagai pengingat bagi para anak-anak bahkan pemuda di Desa ini bahwa Desa Madodo juga memiliki pahlawan pada masa kerajaan Muna,” ucap Kades Madodo.
Pembangunan Tugu pahlawan itu menjadi salah satu rencana utama Kepala Desa Madodo dalam menjalani masa pemerintahannya, selain untuk menggantikan tugu yang ada sekarang di karena kan kondisi yang sudah tidak layak, pembangunan tugu pahlawan itu juga sekaligus akan dijadikan sebagai monumen Desa Madodo.
Kepala Desa Madodo dalam wacananya, “akan mengundang seluruh element pemerintahan utamanya yang bergerak pada Sejarah Kebudayaan ketika nanti pembangunan telah terlaksana dan telah selesai didirikan,” tutup Kades Madodo.
Dan berdasarkan keterangan salah satu tokoh masyarakat desa Madodo Nuswarman mengatakan dalam memang terdapat keistimewaan dari La Ode Pulu ini.
“Selain gigih dalam perjuangannya melawan penjajah ada juga terdapat satu kelebihan yang ada pada diri La Ode Pulu yaitu tidak bisa di terkam oleh puluru senapan milik penjajah,” jelas Nuswarman.