Laporan wartawan sorotnews.co.id : Agus Tiyano.
JAKARTA – Buntut dari sebuah pemberitaan yang beredar menayangkan dugaan Mark Up biaya kunjungan industri sebesar Rp. 400.000 (Empat Ratus Ribu Rupiah) namun tidak dilaksanakan sehingga menimbulkan intervensi terhadap siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nusantara, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu (21/2/2024).
Siswa yang tidak mau dicantumkan namanya tersebut, meminta agar pemberitaan tersebut dihapus.
Parahnya, ada diduga pihak sekolah melalui siswa tersebut menuding pemberitaan yang beredar adalah tidak benar (Hoax) dan akan dilaporkan pencemaran nama baik. Padahal siswa tersebut cerita kebenaran yang ada sesuai bukti rekaman dan sejumlah alat bukti seperti kwitansi pembayaran kepada pihak sekolah.
“Tolong bang Hadi ga mau ngerugiin banyak orang, karena berita hoax banyak yang sepihak sama sekolah. Kalau sampai berita nya naik, Hadi harus tanggung jawab 200 siswa. Katanya Hadi mau di tuntut pencemaran nama baik,” ujar Siswa saat dikonfirmasi Sorot News, Rabu (21/2/2024).
Sementara Kepala Sekolah SMK Nusantara, Nawati saat ditemui di ruanganya tidak bersedia untuk diwawancara maupun untuk direkam karena tidak mau diberikan hak jawab yang semestinya digunakan untuk dirinya saat dikonfirmasi.
Sebelumnya diberitakan, siswa SMK Nusantara Jakarta Barat mengungkap uang sebesar Rp 400.000 (Empat Ratus Ribu Rupiah) untuk kegiatan Kunjungan Industri tidak terlaksana. Permasalahan ini bermula ketika salah seorang siswa mempertanyakan uang yang sudah ia bayarkan untuk kegiatan tersebut.
Dalam rekaman suara beredar seorang siswa yang tidak menyebut nama mendatangi seorang guru, dan mempertanyakan hal itu.
“Kelas sepuluh. Oh, yang kunjungan industri? ‘Itu, kan dialihkan untuk SPP nanti. Emang engga dapat KJP,” ucap salah seorang guru dengan bukti rekaman suara yang diterima Sorot News, Selasa (13/2/2024).
Lebih lanjut guru terebut mengatakan adanya uang penambahan SPP sebesar Rp. 40.000 (Empat Puluh Ribu Rupiah).
Ia merinci dari biaya penambahan SPP sebesar Rp 240.000 (Dua Ratus Empat Puluh Ribu Rupiah) dipangkas dari biaya kunjungan industri sebesar Rp 40.000 (Empat Puluh Ribu Rupiah).
“Ada penambahan kan, empat puluh ribu. Kan, kamu bayaran dua ratus empat puluh ribu. Dari KJP kan dua ratus empat puluh ribu. Jadi, yang empat puluh ribu nya, kamu dari kunjungan industri itu,” bebernya.
Dijelaskan guru tersebut, bahwa biaya penambahan SPP siswa dilakukan pada bulan Januari 2024.
Sementara siswa tersebut mengatakan dirinya sudah membayar SPP sejak bulan Juli menggunakan KJP.
“Juli sudah bayar, ada kwitansinya di rumah. Saya bayar pakai KJP sampai bulan Desember. Terus, Januari nya beluman tuh baru. Maksudnya, itu dialihkan saja januari nya pak,” pungkasnya.
Awak media sudah berkali kali mencoba menghubungi hinga mendatangi pihak SMK Nusantara, namun hingga berita ini terbit Kepala Sekolah, Nawati bungkam.
Awak media juga sudah mencoba konfirmasi mendatangi Kasatpel bagian pendidikan di kecamatan Kebon Jeruk, namun pejabat pemerintahan di bidang pendidikan tersebut sedang tidak ada di tempat, kemungkinan kami akan melanjutkan ke Sudin Pendidikan Jakarta Barat untuk menindak lanjuti adanya aduan masyarakat tentang dugaan pungli di setiap kegiatan yang berada di sekolahan SMK Nusantara yang diduga sudah lama terjadi, bertahun – tahun lamanya.