Laporan wartawan sorotnews.co.id : Ade Kristianto.
JAKARTA – Umat Konghucu merayakan hari ulang tahun Dewa Bumi ke- 104 tahun, di Wihara Amurva Bhumi, di Jalan Prof. DR. Satrio, Karet Semanggi, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, Minggu (11/3/2024).
Adapun kegiatan tersebut termasuk dalam jadwal agenda rutin yang dilaksanakan satu tahun satu kali. Mereka kemudian melakukan ibadah sembahyang secara bersama-sama.
Diluar sembahyang, ada beberapa ritual sebagai permohonan rasa syukur dan pengharapan kepada Dewa Bumi. Salah satunya terdapat beberapa makanan yang ditaruh dimeja, diruang sembahyang.
Dewa Bumi sendiri merupakan sosok yang diketahui bernama Thai Phak Kung (Tepekong), yakni sosok yang sangat dihormati dan dihargai, sebab warga percaya dia bisa memberikan rejeki, kemakmuran, keselamatan, kesehatan bagi umat Konghucu.
Riki, salah seorang pegawai Wihara mengatakan, yang paling menarik, dalam perayaan Ulang Tahun Dewa Bumi adalah adanya sesajian Samseng, yakni tiga jenis daging yang berbeda seperti Ayam, Ikan, dan Babi.
“Untuk daging Babi sendiri, di sini dalam bentuk makanan (kemasan) kaleng. Dan, yang wajib ada dalam ibadat ini, yakni Teh, Bunga, Manisan, Kue, Buah buahan, Samseng sama Arak,” kata pegawai Wihara Amurva Bhumi, Riki.
Selain itu, kata dia, tradisi perayaan ultah Dewa Bumi adalah dengan diwarnai hiburan musik seperti gambang kromong. “Dibilang wajib, tapi enggak yah, karena dengan hiburan musik, itu supaya menarik umat, supaya nyaman. Tergantung situasinya, kalau diperlukan, kalau tidak diperlukan paling hanya makan bersama saja,” jelasnya.
Sebagai informasi, perayaan ulang tahun Dewa Bumi atau Tiong Jiu biasanya dilaksanakan pada tanggal 2 bulan 2 perhitungan kalender China.*