Laporan wartawan sorotnews.co.id : Jefry.
ASMAT, PAPUA SELATAN – Kegiatan Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama (PMB) di Kabupaten Asmat sukses di gelar sejak hari pertama hingga penutupan (tgl 3-6/3/2024) dengan peserta terdiri dari pengurus FKUB, Tokoh Agama, dan ASN Kemenag Asmat.
Kegiatan tersebut digelar oleh Kanwil Kemenag Prov. Papua dengan menghadirkan fasilitator dari Tim Ahli Pokja Moderasi Beragama Kementerian Agama Republik Indonesia, Romo Goklian Paraduan Haposan, S Si.,S.H.,MARS dan Dr. Iklilah Muzayanah Fajriyah, M.Si.
Kakanwil Kemenag Provinsi Papua Pdt. Klemens Taran, S.Ag melalui Kasubbag TU Kemenag Asmat Wilhelmus Kolyaan, S.Sos dalam sambutan tertulisnya berpesan agar peserta kegiatan Orientasi Pelopor PMB di Asmat dapat menjadi benteng kerukunan dan kedamaian dalam memutus mata rantai paham-paham radikal yang dapat menggangu kerukunan serta memecah belah bangsa.
“Bapak/ibu sekalian yang telah mengikuti kegiatan ini adalah pelopor Penguatan Moderasi Beragama, yang menjadi benteng untuk menjaga kerukunan dan kedamaian. Tentu tujuannya adalah agar kita dapat menjaga kedamaian dan kerukunan yang telah dibangun dengan baik, serta memutus mata rantai penyebaran paham-paham radikal yang dapat memecah belah kerukunan dan persatuan, serta ideologi yang tidak sejalan dengan kecintaan terhadap bangsa,” terang Wilhelmus, dalam membacakan sambutan Kakanwil Klemens Taran pada saat penutupan kegiatan tersebut di Aula Yohanes Maria Vianney-Paroki Kristus Raja Mbait-Cemenes, Sabtu (6/3/2024) sore.
Lebih lanjut, Kakanwil berharap kegiatan yang telah dilaksanakan dengan baik ini terus ditingkatkan demi terciptanya toleransi dan kerukunan yang dirasakan oleh semua orang di tanah Papua secara khusus di Kabupaten Asmat.
“Semoga kegiatan ini memberi dampak positif bagi upaya kita bersama untuk membangun kerukunan di Tanah Papua sehingga slogan tanah Papua tanah damai dapat di rasakan oleh semua orang,” katanya.
Sebelumnya Wilhelmus Kolyaan atas nama Kakanwil Kemenag Papua menerangkan bahwa Pelopor diartikan sebagai orang yang berjalan lebih dahulu, berjalan di depan, perintis jalan, pionir yang melakukan gerakan pembaharuan.
Sementara Moderasi Beragama diartikannya sebagai cara pandang, sikap dan praktik beragama dalam kehidupan bersama, dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama – yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum – berlandaskan prinsip adil, berimbang dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.
Dalam sambutan yang dibacakan Wilhelmus Kolyaan, Kakanwil pun mengenaskan bahwa cara pandang kegamangan yang moderat itulah yang harus diimplementasikan dalam sikap dan praktek hidup di tengah masyarakat. Karena itu, menurutnya kehadiran pelopor moderasi beragama ini sangat penting dalam mengimplementasikan paham moderasi di tengah masyarakat.
“Kita membutuhkan pelopor moderasi beragama yang mengimplementasikan paham moderasi beragama dalam kehidupannya, baik di dalam keluarga, di tempat kerja maupun di tengah masyarakat,” pungkasnya.*