Laporan wartawan sorotnews.co, id : Toni.
KOTA PEKALONGAN, JATENG – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sri Budi Santoso menyebut Kota Pekalongan menghadapi tiga persoalan besar mulai dari banjir rob, penurunan muka tanah hingga sampah. Ketiganya berpotensi menjadi ancaman bencana.
“Untuk sampah kondisinya sangat kritis apalagi TPA Degayu yang sudah berusia 30 tahun menjadi buangan sampah satu-satunya yang masih dipertahankan,’ ujar SBS panggilan karib Sri Budi Santoso, Kamis (30/5/2024).
Ia mengatakan pada awal 2024 armada truk sampah masih memiliki akses masuk TPA degayu sejauh 30 meter. Namun memasuki Mei 2024 akses masuk truk sampah tinggal di pintu gerbang saja.
Dirinya mengkhawatirkan setelah Mei 2024 tak ada lagi armada truk yang bisa masuk ke lokasi TPA untuk sekedar menurunkan muatan sampah. Menurutnya saat ini saja truk sampah hanya sampai ke bahu jalan saja.
“Padahal tiap harinya tak kurang dari 130 truk sampah mengirimkan muatan hingga 140 ton sampah baru. Sedangkan alat berat yang dioperasikan di TPA hanya ada tiga unit saja,” jelas SBS.
Menurutnya tiga alat berat itu sangat diandalkan untuk menarik sampah dari bawah dan menumpuknya di atas gunungan yang sejauh ini terus bertambah tinggi. Jadi bisa dipastikan ancaman bencana sampah itu nyata.
Ia pun mengingatkan bahwa apabila TPA satu-satunya itu sudah tidak lagi bisa menampung sampah, sedangkan upaya pengolahan sampah melalui strategi Reduce, Reuse, Recyle (3R) memiliki kemampuan terbatas.
“Kemanpuan TPS 3R mengolah sampah tidak sebanding dengan produksi sampah yang dihasilkan dalam satu hari. Selama ini sampah yang mampu diolah itu hanya 10 persen, sisanya 90 persen dibuang ke TPA Degayu,” jelas SBS.*