Gus Baha: Saat Hidup Penuh Beban, Datanglah ke Makam untuk Merenung

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Sugeng Tri Asmoro. 

SURABAYA, JATIM – Dalam menghadapi tekanan hidup, keputusasaan sering kali menjadi tantangan yang sulit dihindari. Namun, ulama kharismatik KH. Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha memberikan sudut pandang unik: jika hidup terasa berat dan rezeki terasa sempit, cobalah berkunjung ke kuburan untuk merenung dan mengambil hikmah.

“Kalau kamu lagi benar-benar gak punya duit, hidup terasa berat, dan merasa gak punya kenikmatan, datang saja ke kuburan,” ujar Gus Baha dalam sebuah ceramah yang dikutip dari kanal YouTube @yophys3467.

Menurut Gus Baha, makam bukan sekadar tempat peristirahatan terakhir, tetapi juga cermin yang mengingatkan manusia akan hakikat kehidupan. Orang-orang yang telah meninggal hanya memiliki satu keinginan, yaitu kembali ke dunia untuk memperbaiki amal mereka.

“Yakinlah, semua yang sudah mati keinginannya hanya satu, ingin kembali ke dunia dan memperbaiki amal-amalnya,” ungkapnya.

Banyak orang yang merasa terbebani oleh berbagai permasalahan hidup hingga muncul keinginan untuk menyerah. Namun, Gus Baha mengingatkan bahwa hidup adalah anugerah yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

“Ironisnya, banyak yang masih hidup justru ingin mati karena merasa terlalu banyak masalah,” lanjutnya.

Dalam ajaran Islam, keputusasaan bukanlah solusi, melainkan ujian untuk meningkatkan keimanan dan kedewasaan seseorang. Setiap masalah yang datang bukan untuk melemahkan, tetapi untuk menguatkan mental dan spiritual.

Dengan memahami makna kehidupan, seseorang dapat lebih bersyukur atas setiap kesempatan yang masih dimiliki. Dunia, yang sering dianggap penuh kesulitan, justru menjadi sesuatu yang paling diinginkan oleh mereka yang telah meninggal.

Pesan Gus Baha ini menjadi pengingat bahwa kehidupan adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan. Selama masih diberi waktu, manusia memiliki peluang untuk memperbaiki diri, meningkatkan amal, dan menemukan makna dalam setiap perjalanan hidup.

Berziarah ke makam bukan hanya bagian dari tradisi, tetapi juga sarana introspeksi agar manusia lebih menghargai waktu yang tersisa. Dengan hati yang lebih tenang dan pikiran yang lebih jernih, seseorang dapat menemukan solusi terbaik untuk setiap permasalahan yang dihadapi.

Sebesar apa pun beban hidup, yakinlah bahwa selama masih hidup, masih ada kesempatan untuk bangkit dan memperbaiki keadaan.**

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *