Laporan wartawan sorotnews.co.id : Marselin SK.
MANGGARAI TIMUR, NTT – Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Manggarai Timur pada Jumat (11/4/2025). Kunjungan ini menandai komitmen Pemerintah Provinsi dalam mendekatkan pelayanan dan pembangunan kepada masyarakat di daerah.
Setibanya di perbatasan Ngada-Manggarai, tepatnya di Jembatan Wae Mokel, Gubernur Melki disambut oleh Wakil Bupati Manggarai Timur, Tarsisius Syukur, bersama jajaran pemerintah daerah setempat.
Dalam agenda kunjungannya, Gubernur Melki mengunjungi lima titik strategis: Puskesmas Wae Lengga, Seminari Santu Pius XII Kisol, SMKN 1 Borong, Pabrik Porang PT Taifeng Agriculture Indonesia, dan kawasan persawahan daerah irigasi Wae Dingin.
Di Puskesmas Wae Lengga, Gubernur meninjau pelaksanaan Program Cek Kesehatan Gratis, yang merupakan program nasional yang digagas Presiden Prabowo Subianto. Ia menekankan pentingnya sosialisasi masif kepada masyarakat.
“Manfaatkan semua media dan jejaring lokal—RT/RW, kepala desa, camat, tokoh agama, hingga media sosial—untuk menyosialisasikan program ini agar masyarakat dapat memeriksa kesehatannya secara dini,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya pelayanan kesehatan yang mengutamakan keselamatan pasien dan mendorong seluruh tenaga kesehatan untuk terus menekan angka stunting, kematian ibu dan anak, serta kasus tuberkulosis.
Gubernur Melki kemudian mengunjungi almamaternya, Seminari Santo Pius XII Kisol, tempat ia pernah menempuh pendidikan tingkat SMP. Dalam suasana penuh kehangatan, ia mengajak seluruh pendidik dan siswa untuk mempertahankan kualitas pendidikan seminari yang telah banyak melahirkan tokoh penting di berbagai bidang.
“Disiplin dan semangat belajar di sini harus terus dijaga. Pemerintah provinsi siap bekerja sama untuk mengembangkan sektor pertanian, peternakan, dan perkebunan di sekitar lingkungan seminari,” ungkapnya.
Praeses Seminari, Romo Ferry Warman, menyebut Gubernur Melki sebagai seminaris ke-2.216 dari total 6.474 siswa sejak seminari berdiri pada 1955.
Di SMKN 1 Borong, Gubernur menggelar pertemuan dengan para pengawas dan kepala sekolah SMA/SMK/SLB se-Manggarai Timur. Ia menyoroti pentingnya pendidikan vokasi yang berbasis praktik lapangan untuk mendukung ketahanan pangan dan pemanfaatan potensi lokal.
“Anak-anak jangan hanya belajar teori di kelas. Mereka juga perlu turun langsung ke kebun, sawah, laut, atau peternakan agar mengenal kekayaan daerahnya sendiri,” ujar Melki.
Ia juga mendorong sekolah menyiapkan siswa-siswa kelas 3 untuk masuk ke sekolah kedinasan dan universitas negeri, serta menegaskan bahwa “tidak ada anak yang bodoh; guru harus mampu menemukan dan memaksimalkan potensi siswa.”
Bupati Manggarai Timur, Andreas Agas, menambahkan pentingnya menjaga keharmonisan di lingkungan sekolah dan menyelesaikan permasalahan secara internal.
Dalam kunjungan tersebut, Gubernur juga menyerahkan bantuan pengembangan sektor pertanian sebesar Rp11,26 miliar dan bantuan pendidikan menengah melalui DAK/DAU Specific Grant 2025 sebesar Rp3,38 miliar untuk Kabupaten Manggarai Timur.
Gubernur Melki melanjutkan kunjungan ke Pabrik Porang milik PT Taifeng Agriculture Indonesia di Borong. Ia menyatakan komitmennya menjadikan Manggarai Timur sebagai pusat pengolahan porang di NTT.
“Pabrik ini mampu mengolah 50 ton porang mentah setiap hari. Hasil olahan dikirim melalui Semarang untuk diekspor ke China,” jelasnya.
Manager produksi PT Taifeng, Jiang Heng, melalui penerjemah Merdiana Siti, menyampaikan bahwa perusahaan mempekerjakan 54 karyawan lokal dengan upah di atas UMP NTT.
Kunjungan diakhiri di kawasan irigasi Wae Dingin, Desa Sita, Kecamatan Rana Mese. Di sana, Gubernur memberikan semangat langsung kepada para petani yang sedang menanam padi.
“Kami akan terus memastikan saluran irigasi berfungsi optimal demi meningkatkan produksi pertanian dan menciptakan lahan baru,” pungkas Gubernur Melki.**