Laporan wartawan sorotnews.co.id : Agus Arya.
BEKASI, JABAR – Bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI kembali menegaskan komitmennya dalam mendorong kesetaraan dan pemberdayaan perempuan, khususnya bagi penyandang disabilitas. Melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) bertajuk BNI Berbagi, BNI terus aktif menjalankan pendampingan usaha di Rumah BUMN Bekasi.
Sejak diresmikan pada 2017, Rumah BUMN BNI di Bekasi telah menjadi pusat pembinaan bagi lebih dari 400 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Fasilitas ini menyediakan pelatihan, pendampingan bisnis, dan akses permodalan bagi masyarakat setempat, termasuk kalangan perempuan dan penyandang disabilitas.
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, menyampaikan bahwa program ini merupakan wujud nyata peran BNI sebagai agen pembangunan nasional.
“Sebagai bank milik negara, BNI berkomitmen untuk hadir di tengah masyarakat. Kami ingin membuka akses seluas-luasnya bagi seluruh warga negara, tanpa memandang gender atau kondisi fisik, agar mereka dapat terlibat aktif dalam pembangunan ekonomi nasional,” ujar Okki dalam keterangan resminya, Minggu (21/4/2025).
Salah satu penerima manfaat Rumah BUMN BNI adalah Paini, perempuan penyandang disabilitas yang kini sukses menjalankan usaha kuliner “Bumbu Pecel Yuk Ni”. Berkat bantuan alat produksi dari BNI, Paini berhasil meningkatkan kapasitas produksi sambalnya secara signifikan.
“Dulu saya hanya bisa produksi sambal dalam jumlah sedikit. Tapi sejak menerima bantuan dari BNI, saya bisa menggiling minimal 10 kilogram sambal setiap dua hari,” ujar Paini.
Tidak hanya mandiri, Paini juga menggerakkan ekonomi lokal dengan melibatkan ibu-ibu sekitar tempat tinggalnya dalam proses produksi. Sebagian besar dari mereka adalah tulang punggung keluarga, bahkan ada pula yang merupakan sesama penyandang disabilitas.
“Kami sering kesulitan mendapat pekerjaan karena kondisi fisik. Saya pribadi sering ditolak karena bertubuh kecil dan tangan yang tidak sempurna. Tapi lewat usaha ini, kami ingin membuktikan bahwa keterbatasan fisik tidak membatasi semangat untuk berkarya,” tambahnya.
Paini berharap semakin banyak penyandang disabilitas yang memperoleh peluang serupa agar dapat hidup mandiri secara ekonomi. Ia juga mengapresiasi peran Rumah BUMN yang membuka ruang inklusif bagi kelompok rentan.
“Saya ingin Rumah BUMN terus hadir untuk lebih banyak orang, terutama anak muda disabilitas. Mereka punya potensi besar untuk kreatif dan produktif jika diberi ruang yang adil,” tuturnya.
Upaya BNI dalam memperluas akses pemberdayaan ini sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan dan inklusi sosial. Pendekatan ini menunjukkan bahwa inklusi ekonomi bukan sekadar jargon, melainkan telah diimplementasikan melalui aksi nyata yang berdampak positif langsung kepada masyarakat.**