Telkom Catat Pendapatan Konsolidasi Rp150 Triliun di 2024, Dorong Pertumbuhan Ekosistem Digital Nasional

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Agus Arya. 

JAKARTA – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk berhasil menutup tahun 2024 dengan kinerja positif di tengah tekanan makroekonomi global dan ketatnya persaingan industri telekomunikasi. Emiten pelat merah ini membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp150 triliun, tumbuh 0,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) Telkom tercatat sebesar Rp75 triliun, dengan margin EBITDA yang tetap solid di angka 50 persen. Laba bersih tercatat sebesar Rp23,6 triliun dengan margin 15,8 persen. Sementara laba operasional mencapai Rp24,1 triliun dengan margin 16,1 persen.

Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, menyampaikan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari strategi transformasi dan inovasi yang konsisten dijalankan perusahaan.

“Telkom terus berupaya memperkuat infrastruktur, memperluas kemitraan strategis, serta menghadirkan solusi digital yang relevan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia,” kata Ririek.

Pendorong utama pertumbuhan pendapatan Telkom adalah segmen Data, Internet, dan IT Services yang naik 3,5 persen (YoY) menjadi Rp90,5 triliun. Layanan ini mencakup peningkatan teknologi informasi, konten digital, dan lalu lintas data yang terus meningkat. Sementara pendapatan interkoneksi naik 1,3 persen menjadi Rp9,2 triliun, dan pendapatan jaringan serta layanan telekomunikasi lainnya tumbuh 17,4 persen menjadi Rp13,4 triliun.

Segmen konsumer, yang dikelola oleh anak usaha Telkomsel, mencatat pendapatan sebesar Rp113,3 triliun, naik 10,7 persen YoY. Kontribusi terbesar datang dari bisnis digital sebesar Rp78,3 triliun. Telkomsel mencatat 159,4 juta pelanggan seluler dan 9,6 juta pelanggan IndiHome residensial, tumbuh 10,6 persen YoY.

Disisi infrastruktur, Telkomsel mengoperasikan 271.040 BTS yang mencakup 221.290 BTS 4G dan 975 BTS 5G. Lalu lintas data (payload) sepanjang tahun meningkat 13,9 persen menjadi 20,4 juta TB.

Telkomsel juga mencatat keberhasilan dalam strategi Fixed-Mobile Convergence (FMC), termasuk penyelesaian integrasi sistem One-Billing. Hingga akhir 2024, penetrasi layanan konvergensi meningkat menjadi 57 persen, naik dari 53 persen pada kuartal III.

Di segmen Enterprise, pendapatan meningkat 5,6 persen menjadi Rp20,6 triliun, didorong oleh layanan Indibiz, e-payment, dan satelit. Sementara di segmen Wholesale dan International, pendapatan tumbuh 6,4 persen menjadi Rp18 triliun.

Anak usaha Telkom di bidang menara telekomunikasi, Mitratel, mencatat pertumbuhan pendapatan 7,2 persen menjadi Rp9,3 triliun. EBITDA dan laba bersih masing-masing tumbuh 10,2 persen dan 4,8 persen. Jumlah menara yang dimiliki meningkat menjadi 39.404 unit, dengan rasio sewa (tenancy ratio) naik menjadi 1,52x.

Mitratel juga memperluas jaringan fiber optic hingga 51.039 km, termasuk akuisisi PT Utra Mandiri Telekomunikasi (UMT) sepanjang 8.000 km.

Telkom memperkuat portofolio data center melalui NeutraDC, NeuCentrIX, dan Telin, dengan total kapasitas 38 MW dan 2.420 rak di 35 lokasi, termasuk di luar negeri. Pengembangan Hyperscale Data Center di Batam dan Cikarang juga terus dilakukan untuk mendukung permintaan layanan cloud dan kecerdasan buatan (AI).

Untuk mendukung monetisasi aset infrastruktur, Telkom membentuk anak usaha baru, PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF), yang kini telah mengantongi dua lisensi jaringan tetap (JARTAPLOK dan JARTUP) dan mulai menjalin kerja sama strategis dengan ISP untuk layanan Fiber-to-the-Home (FTTH).

Telkom mencatat realisasi belanja modal (Capex) sebesar Rp24,5 triliun atau 16,3 persen dari total pendapatan. Investasi difokuskan pada perluasan konektivitas digital, pembangunan pusat data, kabel bawah laut, serta penguatan layanan digital lainnya.

Komitmen terhadap prinsip keberlanjutan diperkuat melalui peluncuran inisiatif GoZero – Sustainability Action by Telkom Indonesia, yang berfokus pada efisiensi energi, pengurangan emisi karbon, peningkatan partisipasi inklusif, dan tata kelola perusahaan yang baik.

Dengan strategi utama 5 Bold Moves, Telkom menegaskan posisinya sebagai pemain utama dalam transformasi digital Indonesia, berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang dan menciptakan nilai berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan.**

Pos terkait