Laporan wartawan sorotnews.co.id : Agus Arya.
JAKARTA – Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina menutup tahun 2024 dengan kinerja yang mengesankan di sektor hulu minyak dan gas (migas). Dengan pencapaian produksi minyak mencapai 54,2 ribu barel per hari (MBOPD) dan gas sebesar 356,11 juta kaki kubik standar per hari (MMSCFD), Pertamina menunjukkan konsistensi dalam menjaga produktivitas energi nasional.
Lifting minyak selama 2024 tercatat sebesar 54,5 MBOPD, sementara lifting gas mencapai 231,41 MMSCFD. Pencapaian tersebut didukung oleh strategi pengeboran yang agresif melalui pengembangan 31 sumur, serta optimalisasi sumur eksisting dengan program perawatan (well service) dan intervensi sumur (well intervention).
Dari sisi eksplorasi, Regional Jawa mencatat temuan sumber daya 2C sebesar 132,34 juta barel setara minyak (MMBOE), melampaui target awal hingga 152 persen. Temuan signifikan berasal dari sumur eksplorasi GQY-1 dan EPC-001, yang turut diperkuat oleh survei seismik 3D seluas 1.423 km² di wilayah Kepuh dan Arwana.
“Cadangan kategori P1 bertambah sebesar 47,86 MMBOE atau 144 persen dari target, menandakan keberhasilan strategi eksplorasi kami,” ungkap Plt Direktur Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina, Muhamad Arifin, dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (22/4/2025).
Di sisi kontraktual, Pertamina terus melakukan transformasi model bisnis, termasuk konversi skema kontrak bagi hasil (PSC) dari gross split menjadi cost recovery, khususnya untuk entitas PHE Offshore North West Java (ONWJ).
Komitmen terhadap penggunaan komponen dalam negeri juga menjadi perhatian, dengan capaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 122 persen dari target yang ditetapkan. Di bidang keselamatan kerja, perusahaan mencatatkan 14.865.081 jam kerja selamat sepanjang tahun 2024, menunjukkan budaya kerja aman yang terus dijaga.
Pertamina juga memperkuat kontribusinya terhadap energi berkelanjutan melalui inisiatif Carbon Capture and Storage (CCS). Kerja sama internasional ditandai dengan penandatanganan confidentiality agreement untuk studi CCS di wilayah kerja South East Sumatra (SES) dan ONWJ.
Sebagai bagian dari transformasi digital, Pertamina mengadopsi teknologi Optimized Oilfield Integration Platform (OOIP) yang dikembangkan oleh PHE OSES. Teknologi ini mengotomatiskan perawatan sumur dan meningkatkan akurasi perencanaan operasional hingga 100 persen. Inovasi ini pun mendapat pengakuan internasional dengan diraihnya penghargaan di ajang International Convention and Quality Control Circle (ICQCC) di Sri Lanka pada November 2024.
Arifin menegaskan bahwa capaian 2024 menjadi pondasi strategis dalam mempercepat realisasi visi Swasembada Energi pada 2025.
“2025 akan menjadi momentum akselerasi dalam mewujudkan visi Swasembada Energi sebagai bagian dari Asta Cita pembangunan nasional,” ujarnya.
Strategi ke depan meliputi pengeboran yang menyasar sumber daya signifikan, wilayah eksplorasi baru (new play), dan area frontier. Pertamina juga akan mempercepat konversi sumber daya menjadi cadangan dan produksi secara optimal.
“Akselerasi ini merupakan langkah nyata Pertamina dalam memperkuat ketahanan energi nasional melalui eksplorasi yang agresif dan berkelanjutan,” tutup Arifin.**