Laporan wartawan sorotnews.co.id : Agus Arya.
YOGYAKARTA – Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menunjukkan komitmennya dalam menjaga stabilitas harga gabah dan meningkatkan kesejahteraan petani. Melalui program penyerapan Gabah Kering Panen (GKP) langsung dari lapangan, Bulog DIY membeli gabah petani dengan harga Rp6.500 per kilogram, sesuai instruksi pemerintah.
Langkah ini mendapat sambutan hangat dari para petani di berbagai wilayah, termasuk Dusun Mertosutan, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman. Pada Minggu (27/4/2025), Tim Jemput Gabah yang didampingi Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dan Bintara Pembina Desa (Babinsa) tiba langsung di sawah untuk menyerap hasil panen para petani.
“Saya merasa sangat terbantu. Bulog membeli gabah kami dengan harga bagus, dan pembayarannya lancar. Hasilnya bisa kami gunakan untuk musim tanam berikutnya, beli pupuk, dan kebutuhan produksi lainnya,” ujar Eko, petani asal Mertosutan.
Ucapan serupa disampaikan Musito, petani berusia 60 tahun asal Desa Margoluwih, Kecamatan Seyegan. Ia mengungkapkan rasa syukur karena harga gabah tahun ini tetap stabil meskipun tengah panen raya.
“Uang dari penjualan gabah saya gunakan untuk olah tanah kembali, dan sisanya untuk kebutuhan rumah,” ucapnya dalam logat Jawa yang khas.
Kepala Kanwil Bulog DIY, Ninik Setyowati, menegaskan bahwa program penyerapan GKP ini merupakan implementasi langsung dari instruksi Presiden Prabowo Subianto dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Bulog berkomitmen menjaga agar petani tidak merugi saat panen raya dengan memastikan harga tetap layak.
“Harga Rp6.500 per kilogram adalah amanah pemerintah. Kami terus sosialisasikan hal ini agar petani semangat meningkatkan produksi. Yang paling penting, kami ingin melihat petani tersenyum puas karena hasil panennya dihargai dengan pantas,” tutur Ninik.
Penyerapan GKP oleh Bulog DIY akan terus berlanjut selama masa panen, dengan target serapan maksimal dari produksi petani. Proses dilakukan secara transparan dan efisien melalui keterlibatan aktif Tim Jemput Gabah, PPL, dan Babinsa di lapangan.
Bulog Yogyakarta juga mencatat pencapaian signifikan: hingga 27 April 2025, realisasi pengadaan setara beras telah mencapai 83.000 ton — tertinggi dalam satu dekade terakhir untuk periode yang sama. Pencapaian ini, menurut Ninik, merupakan hasil sinergi dengan berbagai pihak, termasuk TNI, Satgas Pangan Polri, serta Dinas Pertanian di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Dengan strategi ini, Bulog berharap tidak hanya menstabilkan harga beras di pasaran, tetapi juga memperkuat peran petani sebagai garda depan ketahanan pangan nasional.**