Belum Genap Dua Tahun, Proyek Jalan Paving Rp5,2 Miliar di Kota Mojokerto Sudah Diperbaiki Ulang

Laporan wartawan sorotnews.co.id : S. Tri A. 

KOTA MOJOKERTO, JATIM – Proyek pembangunan jalan paving di Jalan Ir. Soekarno, kawasan Taman Bahari Mojopahit (TBM), Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, menuai sorotan publik. Jalan sepanjang sekitar satu kilometer yang baru selesai dibangun pada Desember 2023 itu kini kembali diperbaiki karena mengalami kerusakan di sejumlah titik.

Pantauan lapangan pada Senin (29/4) menunjukkan, beberapa bagian tengah ruas jalan selebar delapan meter tersebut masih tampak renggang meskipun telah mengalami tambal sulam. Celah-celah lebar antarpaving terlihat cukup mengganggu pengguna jalan.

“Sudah lama pavingnya renggang begini, padahal minggu kemarin ada perbaikan,” ujar Anam, salah seorang warga yang melintas di lokasi.

Diketahui, proyek jalan tersebut menelan anggaran sekitar Rp5,2 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Mojokerto. Jalan ini dibangun sebagai akses pendukung kawasan wisata TBM. Namun, kondisi jalan yang mulai rusak hanya dalam hitungan bulan setelah rampung, menimbulkan keraguan terhadap kualitas pengerjaannya.

Pembina DPD Lembaga Pemantau Pembangunan dan Kinerja Pemerintah (LP2KP) Mojokerto, Rif’an Hanum, secara terbuka mengkritik pengerjaan proyek yang dinilainya tidak memenuhi standar teknis.

“Pemasangan paving seperti dilakukan asal-asalan. Banyak paving bergoyang saat dilewati. Kemungkinan besar tanah uruknya tidak sesuai spesifikasi, bahkan bisa jadi bercampur lempung. Seharusnya dilakukan pengerukan terlebih dahulu agar hasilnya kuat dan tahan lama,” tegas Rif’an.

Menanggapi kritik tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang serta Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman (PUPR Perakim) Kota Mojokerto, Muraji, mendelegasikan penjelasan kepada Kepala Bidang Bina Marga, Firman Syah.

Firman membantah tudingan bahwa pekerjaan dilakukan tidak sesuai prosedur. Ia menjelaskan, kontur tanah di lokasi pembangunan yang berada di tepi Sungai Ngotok menjadi faktor teknis yang menyebabkan perubahan struktur jalan pasca pembangunan.

“Tanahnya berada di atas tanggul, jadi ketika terkena beban kendaraan, ada tekanan ke bawah dan dorongan ke samping, yang membuat paving renggang. Pemadatan sudah dilakukan maksimal,” ujarnya.

Firman menambahkan, perbaikan paving dilakukan dengan cara membongkar bagian yang renggang, lalu memasang ulang paving secara lebih rapat, termasuk menambah paving baru di celah-celah yang terbuka. Namun, ia mengakui masih ada beberapa titik yang belum tertangani secara merata.

“Mungkin ada bagian yang terlewat karena panjang jalan ini lebih dari satu kilometer,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa perbaikan kali ini dilakukan oleh dinas sebagai bagian dari pemeliharaan rutin, karena masa pemeliharaan oleh kontraktor rekanan telah berakhir. Dana pemeliharaan yang digunakan juga diperuntukkan bagi jalan-jalan lain di Kota Mojokerto.

“Seperti jalan aspal, kalau ada lubang ya kami tambal. Fungsinya menjaga kemantapan jalan tetap baik,” tutupnya.**

Pos terkait