Tanah Peradaban Teluk Wondama Dan Kota Injil Manokwari Dihiasi Perjudian Togel

Foto : Ilustrasi.

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Asep Suebu. 

WONDAMA – MANOKWARI, PB – Dua wilayah yang dikenal sebagai pusat sejarah dan peradaban di Tanah Papua, Teluk Wondama dan Manokwari, kini dihiasi serta tercoreng oleh maraknya praktik perjudian togel yang semakin meresahkan masyarakat.

Teluk Wondama yang dijuluki “Tanah Peradaban” karena perannya dalam sejarah masuknya peradaban modern di Tanah Papua, serta Manokwari yang dikenal sebagai tempat awal masuknya Injil di Tanah Papua, tengah menghadapi tantangan besar dalam menjaga identitas dan moralitas masyarakatnya.

Menurut laporan warga, aktivitas perjudian togel (toto gelap) semakin terbuka dan melibatkan berbagai kalangan, mulai dari pedagang kecil hingga oknum aparat. Praktik ini disebut-sebut berlangsung hampir setiap hari dan sulit diberantas karena diduga dilindungi oleh oknum tertentu, minggu (4/5/2025).

Ada terdapat 9 jenis putaran dalam penjualan Togel di Tanah Peradaban Teluk Wondama dan Kota Injil Manokwari yaitu :
1. Osaki – jam tutup pukul 12:20
2. Kamboja – jam tutup pukul 13:25
3. Sydney – jam tutup pukul 15:30
4. Saigon – jam tutup pukul 17:40
5. Jepang – jam tutup pukul 18:50
6. Singapur – jam tutup pukul 19:30
7. Beijing – jam tutup pukul 22:10
8. Queson – jam tutup pukul 23:50
9. Hongkong – jam tutup pukul 00:35

“Ini sangat memprihatinkan. Daerah yang punya nilai sejarah dan religius tinggi justru sekarang terlihat seperti dikuasai perjudian,” ujar tokoh masyarakat di Manokwari. Ia menghimbau Pemerintah Daerah dan aparat keamanan untuk bertindak tegas demi menyelamatkan generasi muda dari jeratan perjudian.

Sementara itu, aktivis pemuda di Teluk Wondama juga menyuarakan kekhawatiran serupa.

“Kami bangga dengan sejarah daerah ini, tapi praktik togel yang dibiarkan merajalela bisa merusak citra dan moral masyarakat. Oleh sebab itu, kami meminta dengan tegas untuk segera menangkap bandar Togel yang bernama Charles. Kami butuh tindakan nyata, bukan hanya wacana,” tegasnya.

Masyarakat berharap dengan adanya penegakan hukum yang tegas tanpa pandang bulu, agar tanah peradaban Teluk Wondama dan kota Injil Manokwari dapat kembali menjadi simbol kemajuan, iman, dan keteladanan di Tanah Papua.**

Pos terkait