Laporan wartawan sorotnews.co.id : Agus Arya.
MILAN – Negara-negara anggota ASEAN+3 kembali menegaskan komitmen bersama untuk memperkuat kerja sama kawasan guna menjaga stabilitas ekonomi, meningkatkan integrasi, dan memperkuat ketahanan menghadapi ketidakpastian global yang terus meningkat.
Komitmen tersebut disampaikan dalam Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 ke-28 (ASEAN+3 Finance Ministers’ and Central Bank Governors’ Meeting/AFMGM+3) yang digelar pada 4 Mei 2025 di Milan, Italia. Pertemuan ini dipimpin oleh Co-Chairs ASEAN+3 Tahun 2025, yakni Malaysia dan Tiongkok, serta dihadiri oleh para delegasi dari negara-negara ASEAN, Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok.
Dalam pertemuan tersebut, sejumlah inisiatif utama disepakati untuk memperkuat arsitektur keuangan regional. Inisiatif tersebut meliputi:
Penguatan struktur pendanaan Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM), termasuk amendemen perjanjian untuk mengoperasionalisasikan Rapid Financing Facility (RFF);
Peningkatan kapasitas fiskal melalui ASEAN+3 Fiscal Policy Exchange;
Pengembangan pasar keuangan regional melalui Asian Bond Markets Initiatives (ABMI);
Penguatan kapasitas ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) untuk mendukung ketahanan ekonomi kawasan.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, yang mewakili Indonesia dalam pertemuan tersebut, menegaskan dukungan terhadap penguatan kerangka CMIM agar tetap adaptif, fleksibel, dan mampu menjawab tantangan ke depan. Ia juga menyampaikan strategi respons kebijakan Bank Indonesia melalui penguatan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran.
“Bank Indonesia terus bersinergi dengan Kementerian Keuangan dalam menjaga stabilitas perekonomian nasional dan kawasan, terutama melalui harmonisasi kebijakan fiskal dan moneter,” ujar Filianingsih.
Dalam Joint Statement yang dirilis seusai pertemuan, para menteri dan gubernur bank sentral juga menyoroti sejumlah isu strategis, antara lain pembaruan arah strategis kerja sama ASEAN+3 di bidang keuangan (Strategic Directions of the ASEAN+3 Finance Process), penguatan kerangka kerja Disaster Risk Financing Initiative (DRFI), serta eksplorasi inisiatif masa depan di bawah payung ASEAN+3 Future Initiatives. Selain itu, turut ditekankan pentingnya memperkuat sinergi antara CMIM dan Dana Moneter Internasional (IMF) guna meningkatkan efektivitas jaringan pengaman keuangan global.
AFMGM+3 merupakan forum tahunan yang mempertemukan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari negara-negara ASEAN+3 untuk membahas dinamika ekonomi global dan regional, serta memperkuat kerja sama ekonomi dan keuangan lintas negara. Forum ini menjadi wadah penting dalam memperkuat ketahanan, inklusivitas, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di kawasan.
Delegasi Indonesia pada pertemuan ini dipimpin oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, bersama Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta. Sementara itu, delegasi Malaysia dipimpin oleh Menteri Keuangan II, H.E. Amir Hamzah Azizan, dan Gubernur Bank Negara Malaysia, H.E. Abdul Rasheed Ghaffour. Delegasi Tiongkok diwakili oleh Menteri Keuangan, H.E. Lan Fo’an, dan Gubernur People’s Bank of China, H.E. Pan Gongsheng.
Menutup pertemuan, Filipina dan Jepang secara resmi diumumkan sebagai Co-Chairs ASEAN+3 selanjutnya, dan telah menyampaikan rencana penyelenggaraan AFMGM+3 ke-29 yang akan digelar pada tahun 2026 di Samarkand, Uzbekistan. Dengan demikian, berakhir pula masa tugas Malaysia dan Tiongkok sebagai Co-Chairs periode 2024–2025.**