Tiga Bulan Tak Terlihat, Mobil Grand Max Desa Tambakboyo Disorot Warga

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Tim. 

BATANG, JATENG – Warga Desa Tambakboyo, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, mempertanyakan keberadaan salah satu kendaraan operasional milik desa, yakni mobil siaga jenis Daihatsu Grand Max berpelat merah, yang sudah tidak terlihat sejak sekitar tiga bulan lalu, tepatnya menjelang Hari Raya Idulfitri.

Padahal, desa diketahui memiliki dua kendaraan roda empat, yakni satu unit mobil ambulans (Luxio) dan satu unit mobil siaga (Grand Max). Kini, warga hanya melihat ambulans yang masih digunakan, sementara Grand Max tidak diketahui keberadaannya secara pasti.

“Kami hanya tahu sekarang yang bisa digunakan ambulans. Yang Grand Max itu sudah lama tidak kelihatan,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

Dugaan pun muncul di kalangan warga bahwa mobil tersebut telah digadaikan, meski belum ada keterangan resmi dari pihak desa.

Menanggapi hal ini, Sekretaris Desa Tambakboyo, Muhaimin, memberikan penjelasan saat ditemui di kantor desa pada Kamis (8/5/2025). Ia menyebut bahwa mobil Grand Max kemungkinan dibawa oleh Kepala Desa, namun tidak mengetahui pasti keberadaannya saat ini.

“Mobil siaga yang Grand Max itu biasanya dibawa Pak Lurah. Saya kurang tahu persis sekarang ada di mana,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa sepeda motor inventaris desa, Honda Megapro, saat ini berada dalam pengelolaannya meski jarang digunakan. Namun, ia menyoroti adanya kejanggalan pada pergantian pelat nomor kendaraan desa tersebut.

“Sepeda motor saja nomornya sudah berbeda dari sebelumnya. Begitu datang, pelatnya sudah diganti, saya juga heran,” imbuhnya.

Di sisi lain, Muhaimin memastikan bahwa mobil ambulans desa masih digunakan secara normal dan saat ini ditempatkan di Dukuh Tambak Gunung untuk melayani warga yang membutuhkan, terutama dalam kondisi darurat seperti persalinan atau pengobatan.

Sementara itu, Kepala Desa Tambakboyo, Sodikin, saat dihubungi secara terpisah, membenarkan bahwa sepeda motor inventaris berada di tangan Sekretaris Desa. Namun saat ditanya soal mobil Grand Max, ia berjanji akan memberikan keterangan setelah bertemu langsung.

“Saya sedang di luar. Nomor panjenengan saya simpan dulu, nanti kita ketemu,” ujarnya.

Sayangnya, hingga sore hari, konfirmasi yang dijanjikan belum juga diterima. Saat dihubungi kembali, nomor telepon Kepala Desa sudah tidak aktif.

Ketidakjelasan mengenai keberadaan mobil siaga ini semakin menimbulkan kecurigaan di kalangan warga. Mereka berharap pemerintah desa segera memberikan klarifikasi dan transparansi terkait aset desa, khususnya kendaraan operasional yang sangat dibutuhkan dalam pelayanan masyarakat.**

Pos terkait