Wagub NTT Johni Asadoma Panen Rumput Laut di Sulamu Kupang: Laut Bukan Batas, Tapi Harapan

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Marselin SK.

KUPANG, NTT – Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Johni Asadoma, melakukan kunjungan kerja perdana ke Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, Jumat (16/5/2025). Kunjungan tersebut sekaligus menjadi momentum dialog langsung dengan para petani rumput laut serta panen hasil budidaya rumput laut yang merupakan komoditas unggulan wilayah pesisir tersebut.

Wagub Johni tiba di Sulamu melalui jalur laut dengan menumpangi kapal milik Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang dari Pelabuhan Tenau. Setibanya di lokasi, ia disambut Wakil Bupati Kupang, Arum Titu Eki, bersama jajaran pejabat daerah Kabupaten Kupang, Camat Sulamu Markus Fanggidae, serta ratusan warga setempat.

Turut mendampingi Wagub dalam kunjungan tersebut, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT Sulastri Rasyid, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTT Sony Libing, dan Kepala Badan Pengelola Aset Daerah (BPAD) NTT Alexon Lumba. Rombongan menyusuri pesisir pantai yang menjadi lokasi budidaya rumput laut sambil berdialog dengan para petani, serta meninjau langsung hasil panen.

Petani rumput laut yang juga tokoh masyarakat setempat, Haji Mahmud dan Haji Arman dari Kelompok Tani Samudera Jaya, menjelaskan bahwa panen dilakukan minimal setiap 45 hari. Tercatat sekitar 800 pembudidaya rumput laut aktif di Kecamatan Sulamu. Setiap petani rata-rata mengelola 50 tali rumput laut, dengan potensi penghasilan antara Rp3 juta hingga Rp4 juta per panen. Harga jual rumput laut basah saat ini berkisar Rp2.500/kg, sedangkan rumput laut kering dihargai Rp20.000 hingga Rp25.000/kg, tergantung kondisi dan kualitas.

Wagub Johni Asadoma mengapresiasi kerja keras masyarakat pesisir Sulamu yang memanfaatkan kekayaan sumber daya laut untuk meningkatkan kesejahteraan.

“Pemerintah Provinsi dan Kabupaten terus bersinergi menghadirkan solusi terbaik di tengah tantangan ekonomi saat ini. Kami telah mencabut Pergub Nomor 29 yang mengatur harga jual rumput laut untuk menghindari monopoli yang merugikan petani. Pemerintah terbuka menerima keluhan masyarakat agar kebijakan yang menghambat dapat ditinjau dan direvisi,” ungkap Johni.

Ia juga menekankan pentingnya pendidikan bagi generasi muda Sulamu, terutama di bidang kelautan dan perikanan, untuk mendukung pengembangan industri rumput laut ke depan.

“Saya ingin anak-anak di sini wajib menempuh pendidikan, khususnya di jurusan perikanan, agar mereka bisa mengembangkan potensi lokal. Soal kebutuhan seperti bibit, kapal, dan sarana-prasarana lainnya, kami sedang upayakan bersama kementerian terkait. Bagi saya, Sulamu selalu di hati,” ujarnya.

Wakil Bupati Kupang, Arum Titu Eki, dalam kesempatan yang sama, menambahkan bahwa pemberdayaan masyarakat Sulamu mencakup peran aktif perempuan dan anak-anak.

“Potensi budidaya rumput laut di Sulamu sangat luar biasa. Bahkan ibu-ibu dan anak-anak turut terlibat dalam prosesnya. Tapi pendidikan tetap yang utama. Jika kualitas SDM kita kuat, maka daerah ini akan lebih cepat berkembang,” tegas Arum.

Ia menutup pernyataannya dengan pujian terhadap semangat warga Sulamu.

“Saya bangga! Warga Sulamu membuktikan bahwa laut bukanlah batas, melainkan harapan. Kawasan yang dulu terpinggirkan ini kini menjadi pusat perhatian dan kekuatan besar di sektor kelautan,” pungkasnya.

Kunjungan ini diharapkan dapat memacu percepatan pembangunan sektor kelautan dan perikanan berbasis pemberdayaan masyarakat, sekaligus memperkuat kemandirian ekonomi pesisir di NTT.**

Pos terkait