Laporan wartawan sorotnews.co.id : Agus Arya.
BANDUNG, JABAR – PT Dirgantara Indonesia (PTDI) terus mendorong pemerataan konektivitas udara di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3TP) Indonesia melalui pengoperasian pesawat N219. Dalam rangka mempercepat realisasi pemanfaatan pesawat buatan dalam negeri tersebut, Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan, menerima kunjungan resmi dari Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan di fasilitas PTDI, Bandung, belum lama ini.
Kunjungan tersebut bertujuan untuk membahas lebih lanjut rencana operasionalisasi pesawat N219, khususnya di wilayah Kabupaten Biak Numfor dan sekitarnya di Provinsi Papua Pegunungan. Turut hadir dalam kunjungan tersebut, Wakil Bupati Biak Numfor Jimmy Cartens Rumbarar Kapissa dan Asisten II Bidang Ekonomi Provinsi Papua Pegunungan, Elai Giban, yang mewakili Gubernur Papua Pegunungan.
Kedua perwakilan pemerintah daerah menyatakan dukungan penuh atas kerja sama strategis ini, yang sebelumnya telah dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU) antara PTDI, Pemprov Papua Pegunungan, dan Pemkab Biak Numfor. MoU tersebut juga melibatkan mitra pembiayaan serta operator penerbangan lokal, dan ditandatangani secara resmi dalam ajang Indo Defence 2024 Expo & Forum, Jakarta, pada 12 Juni lalu. Penandatanganan disaksikan langsung oleh Wakil Menteri Pertahanan RI, Donny Ermawan.
Kerja sama ini akan mengadopsi skema subsidi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), baik melalui penurunan harga tiket, block seat, maupun block space. Tujuannya adalah agar layanan transportasi udara dapat dinikmati masyarakat dengan biaya yang lebih terjangkau, sekaligus membuka akses wilayah yang selama ini sulit dijangkau.
Dalam pertemuan tersebut, PTDI juga memaparkan rencana implementasi operasional dan model bisnis pesawat N219 kepada jajaran pemerintah daerah. PTDI menegaskan komitmennya untuk mempercepat tahap komersialisasi pesawat ini demi mendukung kebutuhan transportasi di daerah terpencil. Rencana pembahasan lanjutan akan digelar bersama sejumlah kementerian dan lembaga terkait guna memperkuat dan mempercepat implementasi program tersebut secara nasional.
Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan, menyatakan bahwa N219 bukan hanya simbol kemajuan teknologi kedirgantaraan nasional, tetapi juga merupakan solusi konkret untuk menjawab tantangan keterisolasian wilayah di Indonesia timur.
“Pesawat N219 menjadi salah satu instrumen strategis dalam mendorong pembangunan daerah dan pemerataan layanan publik, terutama di wilayah 3TP,” ujarnya.
N219 merupakan pesawat perintis buatan anak bangsa yang dikembangkan oleh PTDI bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Pesawat ini dirancang untuk dapat mendarat dan lepas landas di landasan pendek dan tidak beraspal, sehingga sangat sesuai untuk karakteristik geografis pegunungan dan daerah terpencil seperti di Papua.
Program pengoperasian N219 di Papua Pegunungan juga sejalan dengan visi pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya kemandirian industri strategis nasional dan penguatan infrastruktur konektivitas antarwilayah. Dengan inisiatif ini, PTDI menunjukkan bahwa produk teknologi dalam negeri memiliki potensi besar untuk menjadi solusi jangka panjang dalam pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.**