Laporan wartawan sorotnews.co.id : Tim Red.
ARAB SAUDI, UEA – Ketegangan di kawasan Timur Tengah kembali meningkat menyusul serangan rudal Iran terhadap pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Qatar pada Senin, 23 Juni 2025. Aksi militer ini menuai kecaman luas dari sejumlah negara Arab, termasuk Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Oman, Yordania, hingga Bahrain, yang menyayangkan tindakan Iran dan menyebutnya sebagai bentuk pelanggaran terhadap norma bertetangga dan kedaulatan negara lain.
Dalam pernyataan resminya yang dikutip oleh CNN, Pemerintah Arab Saudi mengecam keras serangan tersebut dan menilai bahwa tindakan Iran telah melanggar prinsip-prinsip hidup berdampingan secara damai di kawasan.
“Serangan ini merupakan pelanggaran terhadap prinsip bertetangga dan tindakan yang sama sekali tidak dapat diterima serta tidak bisa dibenarkan dalam kondisi apa pun,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.
Iran disebut meluncurkan rudal ke arah pangkalan militer AS di Qatar sebagai balasan atas serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran sehari sebelumnya. Serangan tersebut juga terjadi di tengah memanasnya konflik antara Iran dan Israel yang telah berlangsung sejak pekan lalu.
Negara-negara Teluk lainnya turut menyampaikan kecaman atas tindakan militer Iran. Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab (UAE) menyebut serangan tersebut sebagai “pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan Qatar dan wilayah udaranya.”
Sementara itu, Kuwait menyampaikan bahwa serangan Iran merupakan bentuk eskalasi berbahaya yang berpotensi memperluas konflik di kawasan. Pemerintah Kuwait juga menyatakan dukungan penuh terhadap Qatar, sekaligus memuji kesiapan sistem pertahanan udara Qatar yang berhasil mencegat serangan rudal tersebut.
Oman melalui pernyataan resmi juru bicara Kementerian Luar Negeri menyayangkan memanasnya konflik di Timur Tengah. Negara itu menegaskan bahwa baik serangan Iran maupun eskalasi Israel menjadi penyebab utama ketegangan regional yang semakin tak terkendali.
Sikap serupa juga disampaikan oleh Yordania. Pemerintah Yordania mengutuk serangan Iran dan menyebutnya sebagai bentuk agresi terhadap Qatar, yang merupakan negara sahabat.
“Ini adalah agresi militer yang dilancarkan oleh Iran terhadap negara saudara kami, Qatar,” ungkap perwakilan Kementerian Luar Negeri Yordania.
Sebagai negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan dikenal dekat dengan Barat, Yordania sebelumnya juga diketahui sempat membantu Israel saat menghadapi serangan balasan dari Iran tahun lalu.
Di sisi lain, Bahrain turut menyatakan solidaritas dan dukungan kepada Qatar, menyebut serangan itu sebagai ancaman terhadap stabilitas kawasan. Bahrain menekankan bahwa insiden ini justru mempererat solidaritas negara-negara Teluk dalam menghadapi ancaman bersama.
Serangan Iran terhadap pangkalan militer AS di Qatar merupakan bagian dari rangkaian konflik yang lebih luas. Iran menuding AS terlibat langsung dalam serangan terhadap fasilitas nuklirnya, yang dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap Israel, sekutu strategis AS.
Sejak pertengahan Juni 2025, bentrokan militer antara Iran dan Israel kembali pecah setelah adanya serangan Israel ke wilayah Suriah yang menewaskan beberapa personel Garda Revolusi Iran. Balasan Iran kemudian memicu keterlibatan AS dan menjalar hingga ke kawasan Teluk.
Hingga kini, situasi di kawasan Timur Tengah masih dalam status siaga tinggi, dengan banyak negara menyerukan agar semua pihak menahan diri demi mencegah eskalasi lebih lanjut yang dapat memicu perang terbuka berskala regional.**