Laporan wartawan sorotnews.co.id : Sugeng Tri Asmoro.
SURABAYA, JATIM — Muhammad Albarra resmi dilantik sebagai Bupati Mojokerto oleh Presiden Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto, pada Kamis, 20 Februari 2025. Prosesi pelantikan berlangsung khidmat di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Bersama Wakil Bupati Muhammad Rizal Octavian, Albarra akan memimpin roda pemerintahan Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, selama periode lima tahun ke depan. Penunjukan dan pelantikan ini menandai babak baru dalam perjalanan politik dan pengabdian sosok muda yang akrab disapa Gus Barra ini.
Dr. H. Muhammad Albarra, Lc., M.Hum., lahir di Surabaya pada 11 November 1986. Ia merupakan putra sulung dari ulama kharismatik Jawa Timur, Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah, salah satu lembaga pendidikan Islam terkemuka di Kabupaten Mojokerto.
Gus Barra tumbuh dan besar di lingkungan pesantren. Pendidikan dasarnya ia jalani di MTs dan MA Amanatul Ummah, sebelum kemudian melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren Langitan, Tuban, di bawah asuhan almarhum KH. Abdullah Faqih.
Tak hanya aktif di jalur dakwah dan sosial, Gus Barra juga menempuh pendidikan tinggi dengan serius. Ia menyelesaikan studi doktoralnya dalam bidang Filologi di Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, dan resmi meraih gelar doktor pada 28 Juni 2022 dengan predikat kelulusan “memuaskan”.
Di samping kiprahnya di dunia pendidikan dan dakwah, Gus Barra juga dikenal aktif dalam organisasi kepemudaan Nahdlatul Ulama. Ia dipercaya menjabat sebagai Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Mojokerto masa khidmat 2021–2025, sejak dilantik pada 12 Desember 2021.
Pengabdiannya di GP Ansor menjadi pijakan awal yang menguatkan posisinya sebagai figur muda yang progresif dan dekat dengan aspirasi masyarakat akar rumput, khususnya kalangan santri dan pemuda NU.
Pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Mojokerto yang digelar serentak pada 27 November 2024, Gus Barra mencoblos di TPS 02, Desa Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto—wilayah yang juga menjadi basis kuat pendukungnya. Ia berhasil meraih suara mayoritas bersama pasangannya, Rizal Octavian.
Kemenangan ini tak hanya mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap rekam jejak dan visi kepemimpinan Gus Barra, tetapi juga menjadi simbol kemenangan kalangan muda pesantren yang siap memimpin birokrasi daerah secara lebih progresif dan inklusif.
Sebagai bupati baru, tantangan Gus Barra ke depan tidaklah ringan. Kabupaten Mojokerto dihadapkan pada isu-isu strategis seperti pembangunan infrastruktur, pemberdayaan UMKM, tata kelola pendidikan berbasis pesantren, hingga peningkatan kualitas layanan publik.
Namun, dengan latar belakang pendidikan, basis dukungan pesantren, serta rekam jejak di organisasi keagamaan, Gus Barra diyakini mampu membawa perubahan signifikan bagi Mojokerto, sekaligus menguatkan peran pemuda dalam kancah kepemimpinan daerah.**