Presiden Prabowo Rancang Langkah Taktis Jaga Stabilitas Ekonomi dan Perkuat Hubungan Strategis RI-AS

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Red. 

JAKARTA – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas bersama sejumlah menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (27/6/2025), sebagai tindak lanjut dari situasi ekonomi global dan dinamika kerja sama strategis dengan Amerika Serikat. Rapat tersebut digelar tidak lama setelah Presiden menerima kunjungan resmi Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim.

Dalam rapat yang berlangsung tertutup tersebut, Presiden Prabowo menekankan pentingnya langkah taktis dan terkoordinasi untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional sekaligus memperkuat posisi tawar Indonesia dalam kerja sama internasional, khususnya dengan Amerika Serikat.

Salah satu fokus utama yang dibahas dalam rapat adalah rencana deregulasi di sektor riil. Pemerintah berencana merevisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 untuk menciptakan iklim usaha yang lebih sehat, efisien, dan kompetitif. Revisi ini akan menyederhanakan kebijakan menjadi pengaturan sektoral yang lebih adaptif terhadap dinamika global dan kebutuhan dunia usaha di dalam negeri.

“Pemerintah ingin memastikan pelaku usaha tidak terbebani prosedur birokrasi yang rumit. Deregulasi ini bertujuan menciptakan ekosistem usaha yang kondusif, kompetitif, dan mendorong pertumbuhan sektor riil sebagai penopang utama perekonomian nasional,” ungkap salah satu pejabat senior yang hadir dalam rapat.

Selain pembahasan ekonomi domestik, rapat juga membahas arah baru dalam hubungan dagang Indonesia–Amerika Serikat. Presiden Prabowo menerima laporan mengenai perkembangan positif dalam perundingan bilateral tarif dan akses pasar antara kedua negara. Pemerintah Indonesia dan AS sepakat untuk mencari solusi yang saling menguntungkan (win-win solution), dengan mengedepankan kepentingan strategis jangka panjang dalam konteks kerja sama ekonomi bilateral.

“Hubungan ekonomi Indonesia dan Amerika Serikat tidak hanya sebatas ekspor-impor, tetapi juga menyangkut investasi strategis, stabilitas kawasan, dan penguatan posisi Indonesia dalam rantai pasok global,” jelas sumber yang sama.

Pemerintah juga disebut telah mendapatkan dukungan dari otoritas ekonomi Amerika Serikat terhadap berbagai inisiatif yang tengah dikembangkan Indonesia, termasuk dalam bidang perdagangan, energi hijau, serta transformasi digital.

Langkah-langkah tersebut sejalan dengan arah kebijakan Presiden Prabowo yang menempatkan diplomasi ekonomi sebagai salah satu prioritas utama dalam masa pemerintahannya. Indonesia diharapkan mampu memainkan peran lebih besar di tengah ketidakpastian ekonomi global, serta memanfaatkan momentum geopolitik untuk menarik lebih banyak investasi berkualitas tinggi.

Kementerian-kementerian terkait, termasuk Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, akan menindaklanjuti hasil rapat tersebut dengan menyusun langkah implementatif dalam waktu dekat.

Presiden juga menekankan pentingnya sinergi antarlembaga untuk memastikan setiap kebijakan ekonomi yang diambil berdampak langsung terhadap penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing industri nasional, dan ketahanan ekonomi Indonesia di tengah gejolak global.**

Pos terkait