Laporan wartawan sorotnews.co.id : Sugeng Tri Asmoro.
SURABAYA, JATIM – Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, secangkir Kopi Kapal Api bukan sekadar minuman, melainkan bagian dari budaya, kenangan, dan rutinitas harian. Tak hanya menguasai pasar domestik, Kapal Api juga sukses menembus pasar internasional, mulai dari Australia, Korea Selatan, hingga Amerika Serikat.
Namun, di balik aroma dan kenikmatan kopi ini, ada kisah panjang perjuangan keluarga yang mengawali usaha dari nol. Siapakah sosok di balik suksesnya brand legendaris ini?
Kisah Kopi Kapal Api berawal dari Go Soe Loet, seorang imigran asal Tiongkok yang merantau ke Indonesia pada awal 1920-an. Ia memulai usaha dari bawah, sempat menjadi penjual sayur, hingga akhirnya pada tahun 1927 meracik dan menjual kopi secara keliling dengan pikulan. Usaha kecil itu dinamai Hap Ho Tjan, yang dalam bahasa Hokkien berarti “Kapal Api”, merujuk pada pelanggan utamanya, yakni para pelaut di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Dengan tekun, Go Soe Loet meracik, menyangrai, hingga menggiling kopi secara manual, sebelum akhirnya diwariskan kepada anaknya, Soedomo Mergonoto.
Soedomo Mergonoto, pria kelahiran Surabaya, 3 Juni 1950, adalah putra dari Go Soe Loet. Bernama Tionghoa Go Tek Whie, ia sejak remaja sudah membantu usaha ayahnya. Ia kerap berkeliling pelabuhan menjajakan kopi menggunakan sepeda ontel.
Namun perjuangannya tak berhenti di sana. Ia juga pernah bekerja di bengkel vulkanisir ban sebagai tukang pengerok ban bekas.
Langkah besar Soedomo terjadi pada tahun 1979 saat ia mendirikan PT Santos Jaya Abadi, perusahaan modern yang menaungi bisnis keluarga. Pada awal 1980-an, ia mengambil keputusan berani dengan mengiklankan Kapal Api di televisi. Strategi ini terbilang nekat karena saat itu TV masih menjadi media yang mahal. Namun hasilnya luar biasa: Kapal Api makin dikenal luas dan menyebar hingga luar Pulau Jawa.
Pada tahun 1985, Soedomo mulai mengekspor produk Kapal Api ke luar negeri. Negara tujuan pertama adalah Hong Kong, Arab Saudi, dan Taiwan. Ia berhasil membangun kepercayaan terhadap kualitas kopi Indonesia di pasar global.
Di dalam negeri, ia memperluas jaringan produksi dengan membangun pabrik-pabrik baru dan mengadopsi teknologi mesin otomatis guna meningkatkan kapasitas dan efisiensi produksi.
Kini, Soedomo Mergonoto bersama keluarganya menaungi usaha melalui Kapal Api Global, yang membawahi sejumlah anak perusahaan di sektor makanan, minuman, distribusi, dan pertanian. Meskipun nilai kekayaan Soedomo tidak diungkap secara resmi, berbagai sumber memperkirakan nilainya mencapai triliunan rupiah.
Berikut adalah unit-unit usaha di bawah Kapal Api Global:
1. PT Santos Jaya Abadi
Produsen utama berbagai merek kopi ternama, seperti: Kapal Api, Good Day, Kopi ABC, Kopi Ya!, Kapten, FresCo, Ceremix, Excelso.
2. PT Excelso Multi Rasa
Mengelola jaringan kafe Excelso dan menyuplai biji kopi serta mesin espresso untuk hotel, restoran, dan kafe.
3. PT Agel Langgeng
Bergerak di bidang makanan ringan dan permen. Produk terkenal: Relaxa, Oatbits, Gingerbon, Kapal Api Coffee Candy, Hi-Cal.
4. PT Fastrata Buana
Anak perusahaan distribusi nasional yang memastikan produk Kapal Api Group tersebar merata di seluruh Indonesia.
5. PT Santos Premium Krimer
Memproduksi krimer untuk melengkapi produk kopi, baik untuk pasar lokal maupun ekspor.
6. PT Sulotco Jaya Abadi
Mengelola perkebunan kopi di Toraja, Sulawesi Selatan. Produk unggulannya: Kopi Kalosi Toraja, Kopi Kalosi Selebes, Kopi Luwak.
Perjalanan Soedomo Mergonoto dari penjual kopi keliling hingga menjadi pengusaha sukses berskala global adalah inspirasi nyata tentang semangat, keberanian berinovasi, dan pentingnya menjaga kualitas. Kisahnya membuktikan bahwa warisan keluarga bisa berkembang menjadi kekuatan industri yang membanggakan Indonesia di mata dunia.**
Redaksi | Sorotnews.co.id
Untuk berita bisnis inspiratif lainnya, kunjungi Sorotnews.co.id.