Laporan wartawan sorotnews.co.id : Agus Minardi.
MUNA, SULTRA – Permandian Topa, yang terletak di Desa Labone, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, menjadi salah satu destinasi wisata alam yang terus mencuri perhatian wisatawan lokal maupun luar daerah. Dikenal dengan kolam alaminya yang memiliki air “dua rasa”, serta dikelilingi pepohonan rindang dan panorama khas pesisir, kawasan ini menawarkan sensasi liburan yang unik dan menyegarkan.
Permandian Topa telah menjadi andalan wisata Desa Labone berkat kombinasi pesona alam, kearifan lokal, serta pengelolaan yang kini terus berkembang. Airnya yang jernih kebiruan dan suasana asri menjadikan tempat ini sebagai lokasi favorit untuk berenang, bersantai, dan melepas penat dari rutinitas.
Keunikan Permandian Topa :
1. Air Dua Rasa
Salah satu daya tarik utama adalah fenomena unik airnya. Saat pasang, air terasa sedikit asin karena bercampur dengan air laut. Sebaliknya, saat surut, air menjadi tawar karena dominasi mata air tawar. Fenomena ini jarang ditemukan dan menjadi keunikan khas Permandian Topa.
2. Sumber Mata Air Alami
Air kolam berasal dari mata air murni yang memancar dari bawah pohon beringin besar. Sumber ini tetap mengalir sepanjang tahun, menjamin kesegaran air dan kejernihannya yang memungkinkan pengunjung melihat hingga ke dasar kolam.
3. Pohon Beringin Ratusan Tahun
Dua pohon beringin raksasa yang diperkirakan berusia ratusan tahun menambah suasana magis kawasan ini. Banyak pengunjung memanfaatkan dahan-dahan besar untuk melompat ke dalam kolam dari ketinggian sekitar lima meter, menambah unsur petualangan.
4. Perpaduan Ekosistem Tawar dan Mangrove
Meski berada dekat bibir pantai dan kawasan mangrove, air tetap terasa tawar saat surut. Perpaduan ini menciptakan ekosistem unik yang mendukung kelestarian lingkungan sekaligus menjadi edukasi bagi wisatawan.
5. Lokasi Strategis
Permandian Topa mudah diakses karena hanya berjarak sekitar 15–20 km dari Kota Raha, ibu kota Kabupaten Muna, dan sekitar 50 meter dari jalan poros Raha–Tampo. Lokasinya yang dekat dengan permukiman warga menjadikannya destinasi ramah keluarga.
Kini dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Permandian Topa terus berbenah dengan dukungan Pemerintah Kabupaten Muna, Wakil Ketua DPR RI, serta pemanfaatan Dana Desa. Berbagai fasilitas telah tersedia untuk menunjang kenyamanan wisatawan : Gazebo gratis sebagai tempat istirahat dan bersantai, Area parkir untuk kendaraan roda dua dan empat, Toilet dan kamar mandi yang bersih dan memadai, Wahana bermain air seperti ban, bebek-bebekan, dan seluncuran, Jembatan tracking mangrove, yang menambah nilai edukatif dan daya tarik alam.
Di hari libur dan akhir pekan, lokasi ini ramai dikunjungi keluarga, anak muda, hingga komunitas seni. Beberapa pengunjung bahkan membawa alat musik dan mengadakan kegiatan budaya seperti tari lulo bersama.
Permandian Topa mendapat respon positif dari wisatawan. Banyak yang mengaku takjub dengan kejernihan air, suasana sejuk, dan keunikan air dua rasa. Biaya masuk yang terjangkau juga menjadi nilai tambah, sehingga tak sedikit yang datang berkali-kali.
Kepala Desa Labone, Agus Salim, menyampaikan bahwa pemerintah desa terus berkomitmen mengembangkan kawasan ini.
“Tahun 2026 kami rencanakan pengembangan lanjutan wisata Topa melalui Dana Desa. Untuk tahun 2025 ini, alhamdulillah, Desa Labone mendapat bantuan paving block dari Dinas PUPR Provinsi Sulawesi Tenggara, Bidang Cipta Karya, untuk pembangunan jalan lingkar desa,” ujar Agus Salim.
Dengan segala keunikan dan fasilitasnya, Wisata Topa di Desa Labone pantas menjadi destinasi pilihan bagi siapa saja yang mencari pengalaman liburan yang berbeda—alami, menenangkan, dan penuh kejutan.**









