Laporan wartawan sorotnews.co.id : Udin.
PEKALONGAN, JATENG – Kota Pekalongan kedatangan tamu istimewa dari negara yang terletak di antara Asia Tengah dan Eropa Timur. Sebuah tim pencak silat asal Kazakhstan tengah menjalani latihan ringan sekaligus berbagi pengalaman dengan pesilat lokal di kota batik ini. Kehadiran mereka disebut sebagai bentuk penguatan kerja sama olahraga, khususnya dalam bidang pencak silat, yang kini makin mendunia.
Fauzy Umar Lahji, Ketua Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) Kota Pekalongan sekaligus anggota DPRD setempat serta Manager Event Timnas Pencak Silat Kazakhstan di Indonesia menjelaskan bahwa kedatangan tim ini bukanlah tanpa alasan.
“Kita datangkan mereka karena sebelumnya sudah resmi melatih Timnas Kazakhstan dalam rangka persiapan Pencak Silat menuju Olimpiade,” kata Fauzy saat ditemui di sela-sela latihan bersama, Senin (4/8/2025).
Menurutnya, ini merupakan bentuk pertukaran ilmu antar pelatih dan atlet, setelah sebelumnya tim dari Kazakhstan mengikuti kejuaraan di Kota Malang. “Mereka berkenan hadir langsung ke Pekalongan untuk berbagi ilmu pencak silat. Alhamdulillah ini disambut baik dan jadi momen berharga untuk silat kita,” tambah Fauzy.
Fauzy mengatakan, kegiatan ini menjadi langkah strategis untuk memperluas jangkauan pencak silat Indonesia ke panggung dunia. “Kami berharap dari Pekalongan ini bisa lahir jembatan diplomasi budaya melalui pencak silat,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan bahwa ke depan, kolaborasi ini akan dikembangkan, termasuk peluang pertukaran pelatih dan pembentukan pusat pelatihan bersama. “Insya Allah ini bukan kunjungan terakhir. Ke depan bisa ada latihan rutin atau kejuaraan internasional yang melibatkan Kota Pekalongan,” ungkap Fauzy.
Sementara itu, Rizky Adi Wijaya selaku pelatih tim Kazakhstan menyebutkan bahwa latihan bersama ini bukan hanya soal teknik, tapi juga pemahaman filosofis dalam pencak silat Indonesia.
“Alhamdulillah hari ini kita bisa lihat sendiri mereka antusias melakukan uji tanding dan latihan bersama. Mereka sangat menghargai nilai-nilai dalam pencak silat,” ungkap Rizky.
Menurut Rizky, para atlet Kazakhstan terkesan dengan pencak silat Indonesia yang menurut mereka sarat nilai religius dan kedisiplinan. Bahkan, pandangan awal mereka terhadap Indonesia pun dipenuhi rasa hormat.
“Mereka menganggap Indonesia sebagai negara Muslim seperti mereka. Dan mereka kagum karena pencak silat tidak mengandung kekerasan yang berlebihan, misalnya tidak ada tendangan ke arah kepala,” terang Rizky.
Para atlet Kazakhstan juga memandang silat sebagai seni bela diri yang kaya akan keindahan dan etika. “Mereka menyukai adanya sikap hormat, nilai kebersamaan, hingga estetika gerak dalam pencak silat. Itu yang membuat mereka ingin belajar langsung di sini,” lanjutnya.
Tim ini telah berada di Indonesia selama kurang lebih satu minggu dan dijadwalkan kembali ke Kazakhstan besok melalui jalur Surabaya-Kuala Lumpur-Almaty.
Tidak hanya latihan, tim ini juga merupakan atlet berprestasi di level internasional. Menurut pelatih asal Kota Pekalongan ini, mereka tim Pencak Silat Kazakstan baru saja meraih sejumlah penghargaan.
“Di Kejuaraan Dunia Abu Dhabi 2024 mereka dapat lima medali, termasuk emas. Bahkan di tahun ini pun prestasi mereka cukup konsisten,” ungkapnya.
Empat atlet yang datang kali ini merupakan nama-nama yang sudah dikenal di kancah internasional. Mereka sempat menjalani pelatihan intensif di Indonesia selama tiga bulan pada tahun 2012. “Khusus tahun ini, mereka berlatih di Indonesia hanya sekitar sepekan, tapi manfaatnya sangat terasa,” kata Rizky.
Salah satu anggota Timnas Pencak Silat wanita Kazakstan, Aray Amanbay mengaku jatuh cinta dengan Pencak Silat lantaran menganggap sebagai olahraga asli Indonesia itu sebagai bela diri muslim. Sebelumnya ia adalah atlet Taekwondo.
“Saya mengenal Pencak Silat sejak 2019 dan menjalani pemusatan latihan sekaligus sekolah olahraga di Atyrau (Ibu Kota Provinsi Atyrau),” terangnya.
Disampaikan Ketua DPRD Kota Pekalongan, Muhammad Azmi Basyir yang menjadi penerjemah dadakan bagi Aray Amanbay, bahwa popularitas Pencak Silat di Kazakhstan khususnya di Provinsi sebagai olahraga bela diri muslim sangatlah dikenal.
“Di Atyrau saja ada sekitar 200 lebih orang berlatih Pencak Silat, Saya tidak tahu kalau di seluruh Kazakhstan. Yang jelas orang-orang di sana respect terhadap Pencak Silat karena sama-sama dari negara muslim,” imbuhnya.
Di sisi lain atlet Pencak Silat lokal, Nur Falam Guslani (22) merasa senang berkesempatan berlatih tanding dengan atlet kelas dunia asal Kazakhstan. Ia mengaku berlatih bersama atlet atlet bela diri peserta Kejuaraan Dunia Pencak Silat di Malang, Jawa Timur merupakan kesempatan langka.
“Mereka itu kuat dan memiliki teknik tinggi terutama di bantingan. Kuda-kudanya juga kokoh, tadi sangat sulit untuk menjatuhkan mereka,” ucapnya.
Menurutnya berlatih tanding dengan atlet Pencak Silat dunia sangat menambah pengalaman karena bisa belajar langsung dan juga bisa menjadi persiapan menghadapi Porprov (Pekan Olahraga Provinsi).**









