Laporan wartawan sorotnews.co.id : Marselin SK.
MANGGARAI TIMUR, NTT – Program nasional Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah terus menuai polemik di kalangan Masyarakat, terutama di dunia pendidikan.
Dalam sebuah forum debat memperingati bulan Bahasa dan hari Pahlawan Nasional yang berlangsung dari tanggal 10 -12 November 2025 bertempat di SMAN 7 Elar, Desa Golo Lijun, Kecamatan Elar, kedua tim Pro maupun Kontra, sama-sama menunjukan ‘taring’ argumentasi di depan para dewan Juri.
Tim Pro semisalnya menilai Makananan Bergizi Gratis mampu menginvestasi masa depan bangsa, kualitas SDM, peningkatan gizi dan kesehatan, menekan angka stanting dan program MBG ini mampu meningkatkan stimulus ekonomi lokal. Sementara dari tim Kontra tak kalah menarik. Mereka menyoroti mulai dari aspek sosial, tantangan implemantasi, hingga dampak ekonomi atau beban APBN.
Meskipun debat berlangsung sangat seru di depan ratusan siswa dan para guru, namun berakhir tanpa satu kesimpulan tunggal. Hal ini mencerminkan kompleksitas program ini. Meskipun tujuannya mulia, tantangan dalam aspek pembiayaan dan implementasi di lapangan tetap menjadi sorotan yang perlu didicarikan solusi bersama selain debat.
Adapun mata lomba yang diselnggarakan dalam pagelaran Festival Bulan Bahasa dan memperingati Hari Pahlawan, yakni Pidato Bahasa Inggris, Tarian Tradisional Kontemporer dan lomba Baca dan Cipta Puisi.
Di sela-sela kegiatan berlangsung, Fransiskus Dasa selaku ketua penyelenggara kegiatan menyatakan kegiatan ini sangat penting dimana para peserta didik akan memiliki wawasan ilmiah agar terbiasa berpikir kreatif dan analitis, mampu bersaing secara kompetitif, berkomunikasi secara efektif, dan menyampaikan argumenasi di depan publik dengan bahasa Indonesia yang efektif.
Selain itu kegiatan debat akan melatih peserta didik untuk menyampaikan pendapat dengan sistematis, dan konstruktif, serta bersikap sportif. “Jadikan Lomba Debat ini sebagai tradisi akademik di SMAN 7 Elar, agar kedepan sekolah ini mampu bersaing dan juga menjawabi tantangan zaman” kata Frans.
Sementara Isa Iskandar Daeng Marupah, selaku kepala sekolah SMAN 7 Elar dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan ini.
Iskandar menilai kegiatan ini selain meningkatkan literasi siswa, juga berpotensi membekali peserta didik SMAN 7 Elar sebagai anggota masyarakat di Golo Lijun yang potensial dengan wawasan pengetahuan dan kemampuan berkomunikasi yang baik.
Beliau juga terlihat antusias menyaksikan seluruh kegiatan mata lomba terutama lomba Debat di babak Final.
“Saya sungguh bangga dengan penampilan kalian, dan satu kata untuk merepresentasi penilaian saya terhadap kalian; Amazing,” pungkasnya.**









