F-Buminu Sarbumusi Sampaikan Bela Sungkawa atas Kebakaran Wang Fuk Court Hong Kong, yang Menewaskan Pekerja Migran Indonesia

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Suherman. 

JAKARTA – Federasi Buruh Migran Nusantara (F-Buminu) Sarbumusi menyampaikan duka cita mendalam atas tragedi kebakaran besar yang melanda kompleks Wang Fuk Court, Tai Po, Hong Kong, pada Rabu (26/11) sekitar pukul 14.51 WIB. Kebakaran yang terjadi di kawasan hunian padat tersebut meninggalkan luka yang dalam bagi masyarakat internasional, khususnya Indonesia.

Kompleks Wang Fuk Court terdiri dari delapan bangunan dengan kapasitas sekitar 2.000 unit apartemen dan dihuni kurang lebih 4.800 orang. Insiden ini menewaskan 13 orang dan melukai 15 lainnya. Dari jumlah tersebut, enam korban luka diketahui merupakan Warga Negara Indonesia yang bekerja sebagai pekerja migran.

Ketua Umum F-Buminu Sarbumusi, Ali Nurdin, menyampaikan belasungkawa sekaligus keprihatinan mendalam atas musibah tersebut.

“Kami menyampaikan duka cita yang sangat mendalam bagi semua korban yang terluka maupun yang meninggal dunia. Tragedi ini membawa duka bagi bangsa Indonesia, terutama bagi keluarga para pekerja migran yang menjadi korban,” ujar Ali Nurdin dalam keterangannya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa negara harus hadir secara penuh dalam situasi darurat kemanusiaan seperti ini. F-Buminu Sarbumusi meminta pemerintah bertindak cepat dan memastikan seluruh hak pekerja migran terpenuhi.

“Kami mendesak Pemerintah Indonesia melalui Kementerian P2MI dan KJRI Hong Kong untuk bergerak cepat memastikan hak-hak para pekerja migran terpenuhi, baik yang selamat maupun keluarga korban yang meninggal dunia,” tegas Ali Nurdin.

Ia juga menekankan pentingnya koordinasi lintas lembaga untuk memastikan pemulihan, pendampingan, serta bantuan yang maksimal kepada seluruh WNI yang terdampak.

F-Buminu Sarbumusi berkomitmen terus memantau perkembangan penanganan kasus ini, serta siap berkolaborasi dengan pemerintah dan lembaga terkait guna memastikan perlindungan bagi pekerja migran Indonesia tetap menjadi prioritas utama.**

Pos terkait