Laporan wartawan sorotnews.co.id : Udin.
BATANG, JATENG – Indonesia Corporate Sustainability (ICS) Award 2025 tidak hanya menjadi ajang apresiasi bagi 80 perusahaan terbaik dalam penerapan prinsip ESG, tetapi sekaligus menegaskan bagaimana transformasi keberlanjutan di tingkat korporasi dapat berkelindan dengan perubahan ekonomi daerah. Gelaran yang diadakan Olahkarsa dan ACEXO di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jumat (28/11/2025), menjadi panggung besar penguatan ekosistem ekonomi hijau Indonesia, dari hilir industri hingga masyarakat lokal.
Mengusung tema “Pioneering Indonesia’s Green Economy with Regenerative Innovation”, ICS Award 2025 memberi pesan kuat bahwa era baru pembangunan tidak cukup sekadar mengurangi kerusakan lingkunga tetapi menuntut inovasi yang mampu memulihkan dan memperkaya ekosistem sosial maupun ekonomi.
CEO Olahkarsa, Unggul Yoga Ananta, menyampaikan bahwa hasil kurasi tahun ini menunjukkan perubahan cara pandang pelaku industri. ESG bukan lagi sekadar pemenuhan standar, tetapi telah beralih menjadi strategi bisnis utama.
“Inisiatif perusahaan kini bergerak dari sekadar menjaga, menuju memulihkan. Ini adalah bukti bahwa ESG sudah menjadi bahasa baru pertumbuhan jangka panjang,” ujar Unggul, Jum’at (28/11/2025) malam.
Unggul menambahkan, keterlibatan 277 pendaftar dan terpilihnya 80 pionir menunjukkan meluasnya adopsi inovasi hijau, mulai dari dekarbonisasi energi, ekonomi sirkular di sektor manufaktur, hingga penguatan green financing di perbankan.
Angle penting dari penyelenggaraan ICS Award tahun ini adalah lokasi acara: KEK Industropolis Batang, kawasan yang lima tahun lalu masih berupa hutan karat. CEO KEK Industropolis, Ngurah Wirawan, menyebut transformasi kawasan industri ini sebagai bukti keberhasilan kebijakan investasi jangka panjang.
“Dulu tidak ada apa-apa di sini. Sekarang Batang menjadi destinasi investasi modern yang menghubungkan industrialisasi dengan digitalisasi, logistik, dan pariwisata,” jelasnya.
Ngurah menekankan bahwa ESG juga berarti menyiapkan manusia, bukan hanya fasilitas. Transformasi budaya dari masyarakat agraris menuju masyarakat industri menurutnya merupakan tantangan besar, sehingga KEK Industropolis membuka klaster baru seperti logistik, transportasi, hingga pariwisata agar warga lokal dapat terakomodasi.
“Tidak semua warga cocok bekerja di pabrik. Ekosistem yang kami bangun harus memberi peluang bagi semua,” katanya.
Bupati Batang, M. Faiz Kurniawan, menyambut ICS Award sebagai bukti bahwa industrialisasi dapat berjalan beriringan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ia menyebut pertumbuhan ekonomi Batang mencapai 7,49 persen di triwulan II 2025, dengan penyerapan tenaga kerja lokal mencapai 8.200 orang sepanjang 2025.
“Kami memastikan bahwa industri membawa manfaat nyata bagi warga. Program pelatihan kami lakukan untuk menutup gap kompetensi tenaga kerja lokal,” tegasnya.
Pemkab Batang juga menerapkan Perda Investasi Nomor 1 Tahun 2025 yang memberikan insentif pajak hingga 50 persen bagi perusahaan yang merekrut minimal 70 persen tenaga kerja lokal, mengintegrasikan prinsip ESG dan mempunyai roadmap pemulihan tutupan lahan 15–20 tahun.
Faiz menyebut kebijakan itu sebagai upaya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keadilan lingkungan.
Selain penghargaan, ICS Award 2025 juga dirangkaikan dengan Sustainability Trip. Para delegasi diajak melihat langsung penerapan keberlanjutan di KEK Industropolis Batang, termasuk pengelolaan IPA dan IPAL, serta kegiatan budaya ramah lingkungan seperti batik tulis, eco-print, dan pengolahan teh serta opak khas Batang.**









