Kecelakaan Maut di Pantura Pekalongan Tewaskan Pelajar Jadi Sorotan, Anggota DPR RI Bilang Begini

Laporan wartawan sorotnews.co.id : Slamet. 

KOTA PEKALONGAN, JATENG – Anggota Komisi VI DPR RI dari PKS, Rizal Bawazier, mengaku prihatin dan mengucapkan belasungkawa kepada korban kecelakaan di jalur Pantura Kota Pekalongan tepatnya di depan SPPBU Kalibaros. Korban yang merupakan pelajar SMA Muhammadiyah 1 Pekajangan tersebut terlindas truk tronton dan sempat viral di media sosial.

“Ini mau berapa nyawa lagi baru mau dilaksanakan. Kebijakan larangan truk besar masuk kota harus dijalankan,” ucap Rizal Bawazier dalam pernyataannya, Kamis (4/12/25).

Pihaknya menegaskan perlunya saling bersinergi antara pemerintah daerah dan aparat lalu lintas di seluruh kawasan pantura agar menaruh perhatian terhadap kebijakan yang lebih peduli terhadap keselamatan warganya.

Secara pribadi dirinya menyoroti kejadian kecelakaan yang merenggut nyawa seorang pelajar tersebut di tengah kodisi sulitnya menerapkan kebijakan larangan truk sumbu tiga atau lebih masuk kota. Padahal solusi yang lebih adil sudah diberikan agar kebjiakan itu bisa dijalankan.

“Kalau hanya Kota Pekalongan yang menegakkan, tapi Kabupaten Batang atau Pemalang longgar, ya percuma. Harus serempak dan tegas,” ujarnya.

Menurutnya, penegakan aturan secara parsial justru membuat efektivitas kebijakan tidak akan maksimal. Untuk itu pihkanya mengajak semua pemangku kepentingan di wilayah tersebut untuk secepatknya menjalankan Surat Dirjen Perhubungan Darat Nomor : AJ.903/1/5/DRJD/2025 terkiat Larangan Truk Bersumbu Tiga Masuk Kota.

Sebelumnya seorang pelajar SMA berinisial VF tewas setelah sepeda motor yang dikendarainya terlindas truk tronton di Jalan Dr Setiabudi Kota Pekalongan. Selain viral di media sosial, kejadian memprihatinkan tersebut juga mengundang kegeraman masyarakat.

Seorang warga setempat yang menolak disebut identitasnya mengaku geram karena insiden serupa kerap berulang.

“Kejadian lagi? Sudah sering! Sampai kapan? Berapa korban lagi? Stop truk-truk besar lewat kota,” katanya.

Ia mengaku hampir setiap hari melewati jalur Pantura Pekalongan–Batang menggunakan sepeda motor dan selalu merasa waswas apalagi saat truk besar banyak menumpuk di jalan yang dilewati.

“Kalau pas truk besar banyak dan jalan bergelombang, itu paling ngeri. Truk sumbu tiga mestinya tidak lewat kota,” katanya.**

Pos terkait