Laporan wartawan sorotnews.co.id : Irpan Sofyan.
JAKARTA – Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan generasi muda Sekolah Islam Tugasku Gelar kegiatan dengan mengusung tema Mengenal Lebih Dalam Kesehatan Mental dan Reproduksi Remaja (KRR) Bertempat di Sekolah Islam Tugasku Pulomas-Jakarta Timur, Di Aula Sekolah Serbaguna (MPR ROOM), Sabtu ( 04/03/2023)
Kegiatan ini dihadiri orang tua murid Siswa-Siswi SD kelas 5 dan 6, Jumlah orang tua murid Siswa-Siswi yang hadir sebanyak 150 orang, Acara ini menggandeng Psikolog Eva Angeline, M.Psi.
Kegiatan ini bertujuan mengenal lebih dalam bagi siswa-siswi yang mengalami masalah kesehatan mental reproduksi remaja, Kegiatan ini dibuka oleh Guru wali kelas 6, Ibu Devi Aprianti.
Dalam paparannya, Psikolog,” Eva Angeline menjelaskan mengapa remaja perlu mempelajari Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).
“Kemudian, Agar remaja memiliki informasi yang benar mengenai fungsi, peran, dan proses reproduksi,” ujar beliau didampingi Kepala Sekolah SD Islam Tugasku Ibu Rita Novita.
“Lanjut, Agar remaja memiliki sikap serta tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi. Mempelajari organ reproduksi bukan berarti mengajarkan pornografi, tapi mengajarkan bahwa organ reproduksi merupakan ciptaan Tuhan yang luar biasa,” Ucap Eva Angeline.
Pentingnya peran orang tua dalam kesehatan mental anak dan remaja mengatakan orang tua memiliki peranan penting dalam kesehatan mental anak dan remaja.
“Orang tua perlu paham ketika keseharian anak mulai terganggu, mengganggu fungsi perannya, konsentrasi belajarnya terganggu, kesulitan untuk mengendalikan emosi baik di rumah maupun sekolah, Di situ perlu peran orang tua (sebagai orang terdekatnya) untuk hadir,” kata, Eva Angeline.
Adapun beberapa gejala atau tanda penyakit mental yang mungkin terjadi pada anak dan remaja. Pertama, adalah perubahan perilaku. Misalnya anak menjadi lebih sering bertengkar, cenderung kasar, hingga berkata kasar yang menyakitkan orang lain padahal sebelumnya tidak, menjadi lebih mudah marah dan merasa frustrasi.
“Adanya perubahan suasana hati (mood) yang berubah secara tiba-tiba. Kondisi ini bisa berlangsung sebentar hingga dalam jangka waktu yang tidak menentu.
Untuk itu peran penting orangtua Berbicara dari hati ke hati dengan anak pasca akil baligh tentang kondisi dan kesehatan mentalnya kepada seorang anak oleh orangtua di dalam keluarga,” paparnya.