Laporan wartawan sorotnews.co.id : Agus Arya.
JAKARTA – Perum Bulog menargetkan penyerapan setara beras sebanyak tiga juta ton hingga April 2025. Langkah ini merupakan bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus memastikan ketersediaan stok beras selama Ramadan dan Idul Fitri.
Direktur Utama Perum Bulog, Wahyu Suparyono, menyampaikan hal ini dalam diskusi bersama media yang digelar di Gedung Bulog, Jakarta, pada Rabu (22/1/2025). Diskusi yang mengusung tema “Penyerapan Gabah dan Beras 2025” itu juga menjadi forum untuk memaparkan strategi Bulog dalam menjalankan penugasan dari pemerintah.
“Kami akan melakukan penyerapan gabah dan beras secara optimal guna memenuhi kebutuhan cadangan pangan. Selain itu, proses pembelian akan dilakukan sesuai standar yang telah ditetapkan untuk memastikan kesejahteraan petani,” ujar Wahyu.
Untuk mencapai target tiga juta ton beras, Bulog akan menjalin sinergi dengan berbagai pihak, seperti Perpadi (Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia), mitra Bulog, dan bahkan melibatkan TNI. Kerja sama ini meliputi proses penyerapan gabah, distribusi, hingga pergudangan.
Wahyu menjelaskan, pada puncak panen yang berlangsung pada Februari dan Mei, Bulog menargetkan penyerapan sebesar 70 persen dari total target. Saat ini, Bulog telah memiliki stok sebanyak 1,7 juta ton beras Public Service Obligation (PSO) dan 200 ribu ton beras komersial, yang diproyeksikan akan meningkat menjadi 4,7 juta ton pada akhir tahun.
“Kapasitas infrastruktur pasca-panen memang masih terbatas, seperti kapasitas dryer yang hanya mencapai 33.650 ton per bulan. Namun, dengan kolaborasi yang solid, kami optimis dapat mengatasi tantangan ini,” katanya.
Dalam diskusi tersebut, Wahyu juga mengungkapkan bahwa Bulog akan membeli gabah dari petani dengan harga sesuai HPP (Harga Pembelian Pemerintah) yang diusulkan sebesar Rp12.000 hingga Rp12.250 per kilogram di tingkat gudang Bulog. Usulan ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing Bulog dalam menyerap hasil produksi dalam negeri.
“Kami berkomitmen memastikan hasil panen petani dapat terserap dengan baik, asalkan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Hal ini menjadi langkah penting untuk menjaga stabilitas harga di tingkat petani,” tambahnya.
Meski menghadapi tantangan cuaca ekstrem yang memengaruhi beberapa wilayah sentra panen, Bulog tetap optimis bahwa stok pangan akan mencukupi kebutuhan nasional. Wahyu memastikan ketersediaan beras untuk Ramadan dan Idul Fitri dalam kondisi aman.
“Dengan stok 2 juta ton beras yang ada saat ini, kami yakin kebutuhan pangan masyarakat dapat terpenuhi tanpa perlu mengandalkan impor,” tegasnya.
Pemerintah sebelumnya telah memutuskan untuk tidak melakukan impor beras pada 2025. Sebagai gantinya, seluruh kebutuhan stok nasional akan dipenuhi dari hasil produksi dalam negeri melalui upaya penyerapan yang optimal oleh Bulog.
Keputusan ini juga didukung oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, yang menyebutkan usulan kenaikan HPP akan dibahas lebih lanjut dalam rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto.
“Kami optimistis, dengan langkah ini, ketahanan pangan nasional akan tetap terjaga,” kata Zulkifli.
Langkah strategis Bulog ini diharapkan tidak hanya menjaga stabilitas pangan, tetapi juga mendorong kesejahteraan petani sekaligus memperkuat kemandirian pangan Indonesia.