Laporan wartawan sorotnews.co.id : Zulkarnain.
LABUHANBATU, SUMUT – Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kota Rantauprapat pada Selasa (28/5/2025) menyebabkan sejumlah pohon tumbang di beberapa titik strategis, termasuk di Jalan H. Adam Malik By Pass dan Jalan SM. Raja, Kelurahan Bakaran Batu, Kecamatan Rantau Selatan. Peristiwa ini sempat mengakibatkan kemacetan total di ruas jalan utama dan memutus aliran listrik di wilayah terdampak.
Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Labuhanbatu bersama unsur gabungan dari PLN, Babinsa Kodim 0209/LB, Bhabinkamtibmas Polres Labuhanbatu, serta warga sekitar, bergerak cepat mengevakuasi pohon yang menghalangi badan jalan dan jaringan listrik.
Kepala BPBD Labuhanbatu, Drs. Darwin Yusma, M.AP, saat dikonfirmasi media membenarkan kejadian tersebut dan menyatakan pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan Sekretaris Daerah Labuhanbatu, Ir. Hasan Heri Rambe, selaku Ex-Officio BPBD, serta unsur pemerintah kelurahan untuk penanganan darurat di lapangan.
“Meski menghadapi keterbatasan alat seperti crane, kontrak (alat berat), dan mesin chainsaw yang tidak memadai, kami tetap berupaya maksimal melakukan evakuasi secara manual,” ujar Darwin.
Ia menambahkan, dirinya ikut turun langsung ke lokasi bersama Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC-PB BPBD), guna memastikan penanganan berjalan lancar dan arus lalu lintas kembali normal secepat mungkin.
Proses evakuasi dimulai sejak sore hari dan berlangsung hingga dini hari. “Pukul 23.30 WIB kami menyelesaikan evakuasi di Jalan SM. Raja, kemudian dilanjutkan ke Jalan H. Adam Malik By Pass. Sekitar pukul 01.30 WIB, jalur Lintas Sumatera berhasil dibuka kembali dan dapat dilalui pengendara,” jelas Darwin.
Kehadiran tim gabungan serta keterlibatan masyarakat setempat dinilai sangat membantu percepatan penanganan. Meski menghadapi keterbatasan peralatan, evakuasi pohon tumbang tetap dilakukan secara efektif dan aman.
Sejumlah warga di lokasi menyampaikan apresiasi atas kerja keras petugas BPBD, meskipun peralatan yang digunakan dinilai sudah tidak layak.
“Kami lihat langsung alat mereka rusak-rusak dan tidak lengkap, tapi mereka bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Sebagai bentuk kontrol sosial, masyarakat juga mendorong dinas terkait untuk melakukan evaluasi terhadap kondisi tanaman pelindung di Kota Rantauprapat. Mereka menilai perlu dilakukan sensus dan peremajaan pohon agar tidak membahayakan keselamatan pengguna jalan dan pemukiman warga.
Warga dan awak media berharap Pemkab Labuhanbatu segera melengkapi dan memperbarui peralatan BPBD, agar setiap bencana alam yang datang secara tiba-tiba dapat direspons secara cepat dan tanggap oleh tim TRC-PB.
“Bencana tidak bisa diprediksi. Diperlukan kesiapan peralatan yang memadai agar setiap kejadian bisa diatasi lebih cepat dan efisien,” pungkas Darwin.**