Laporan wartawan sorotnews.co.id : Agus Minardi.
MUNA, SULTRA – Desa Labone merupakan desa yang terletak di wilayah Kecamatan Lasalepa, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan jarak tempuh lebih kurang 15 km dari arah kota Raha. Desa Labone memiliki luas wilayah 25 km² dengan jumlah penduduk lebih kurang 2.500 jiwa dan kepadatan penduduk 97 km²/jiwa.
Desa Labone memiliki sebuah keindahan atau surga yang tersembunyi yang banyak dikenal dengan sebutan Wisata Alam Topa di semua wilayah Kabupaten Muna. Wisata Alam Topa adalah wisata yang dikenali dengan airnya yang payau (campuran air asin dan air tawar), air asin wisata topa berasal dari aliran laut lepas, sedangkan air tawar berasal dari aliran air yang bermuara dari akar kayu yang terletak pada bagian depan wisata alam topa.
“2024 Insyaallah saya akan fokus pada pengembangan wisata alam di Desa Labone ini yang banyak dikenal orang dari daerah lokal maupun nasional dengan sebutan Wisata Alam Topa. Walaupun sampai hari ini Wisata Alam Topa tetap memiliki kepadatan pengunjung sejak diresmikan nya menjadi sebuah wisata pada tahun 2017 silam oleh Bupati Muna Ir. L.M. RUSMAN EMBA, ST.MM,” jelasnya.
Melihat kondisi wisata alam Topa Kepala Desa Labone akan kembali melakukan pengembangan Wisata Alam Topa desa Labone meski sudah terdapat beberapa fasilitas pada wisata Alam Topa. Tahun 2023 ini Kepala Desa Labone telah melakukan penambahan fasilitas wisata Alam Topa dengan mengalokasikan Dana Desa (DD) untuk perbaikan infrastruktur jalan pada bagian depan Wisata Alam Topa yang banyak dikeluhkan oleh pengunjung. Kemudian ditambah lagi dengan pembangunan MCK, dan perbaikan lapak jual yang bersumber dari bantuan Kementerian Desa, melalui dana aspirasi DPR RI Wakil Ketua Momisi V Ridwan Bae. Dan tahun 2023 ini desa Labone masuk sebagai desa wisata di Kabupaten Muna.
“Tahun 2023 ini pada wisata alam Topa melalui alokasi Dana Desa (DD) kami menambah pembangunan jembatan pada tracking mangrove sepanjang 90 meter ke arah timur dan untuk menghidupkan ekonomi masyarakat desa saya dan tentu yang utama pada peningkatan PAD (Pendapatan Asli Desa), area tracking mangrove juga akan dibangun lapak berjualan makanan tradisional maupun modern oleh UMKM warga desa saya,” ungkapnya.
“Selain itu juga pada tracking mangrove Kepala Desa akan mengadakan beberapa penangkaran seperti penangkaran burung dan penangkaran monyet, dengan begitu saya yakin akan lebih cepat meningkatkan PAD dan akan lebih cepat memutus rantai kesulitan ekonomi masyarakat desa labone,” Jelas Agus Salim, Kepala Desa Labone dalam sesi wawancara.